Makalah Ilmu Pendidikan Islam Tentang Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Filsafat
Tentang
ILMU
PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENDEKATAN FILSAFAT
·
SITI NUR NGAMAH
·
PARMIATI
·
SUJIATI
Dosen Pengampu :
SRI UTAMI, M.Pd.I
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SHIDDIQIYAH
TAHUN
AKADEMIK 2015
JL.
Lintas Timur Desa Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI
Sum-sel
30657
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami
limpahan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita nabi
Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan
mendalami Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Filsafat. Kedua memenuhi
tugas diskusi dan pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah ini
adalah sebagai wahana pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam agar dapat dipelajari
oleh seluruh mahasiswa/mahasiswa khususnya jurusan Manajemen Pendidikan Agama Islam.
Kami menyadari
bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, karena
itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami
harapkan.
Lempuing Jaya, Maret 2015
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan........................................................................................ 3
2.2 Pengertian Pendidikan Islam............................................................ 4
2.3 Hakekat Pendidikan Islam
Sebagai Disiplin Ilmu............................ 5
2.4 Pengertian
Filsafat Islam................................................................... 6
2.5 Pendekatan Filosofi ......................................................................... 7
2.6 Pendidikan
Dipandang Dari Pendekatan Filosofis........................... 9
2.7 Filsafat Dan Teori Pendidikan.......................................................... 10
2.8 Aplikasi Pendekatan Filosofis Dalam Kajian
Islam.......................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh
Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang
tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah
akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses
pembelajaran.
Pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua
golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu
sendiri Masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan
pendidikan, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul
masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih kompleks, yang tidak
terbatasi oleh pengalaman maupun fakta faktual, dan tidak memungkinkan untuk
dijangkau oleh ilmu.
Sebagai calon guru yang professional kita harus memahami
makna arti dan peranan hakekat di dalam pembelajaran sekolah. Tidak kalah pentingnya
makna dari hakekat pendidikan dipandang dari pendekatan filosofis yang
menitikberatkan hakekat seorang anak sebagai proses pendidikan. Karena anak
telah mempunyai kemampuan – kemampuan yang dilahirkan dan tinggal dikembangkan
saja.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang
dimaksid dengan Pendidikan?
2.
Apa Pengertian Pendidikan Islam?
3.
Bagaimana Hakekat Pendidikan Islam
Sebagai Disiplin Ilmu?
4.
Apa Pengertian
Filsafat Islam?
5.
Apa yang dimaksud Pendekatan Filosofi ?
6.
Bagaimana Pendidikan
Dipandang Dari Pendekatan Filosofis?
7.
Bagaimana Filsafat Dan Teori Pendidikan?
8.
Bagaiman Aplikasi
Pendekatan Filosofis Dalam Kajian Islam?
1.3 TUJUAN
1.
Agar kita
menegetahui makna pendidikan
2.
Agar kita
memahami pengertian pendidikan islam
3.
Agar kita
menegetahui hakekat pendidikan islam sebagai disiplin ilmu
4.
Agar kita
memahami pengertian filsafat islam
5.
Agar kita
menegetahui pendekatan filosofi
6.
Agar kita
menegetahui makna pendidikan dipandang dari pendekatan filosofis
7.
Agar kita
menegetahui makna filsafat
dan teori pendidikan
8.
Agar kita
menegetahui makna aplikasi pendekatan filosofis dalam kajian
islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENDIDIKAN
Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala hal lingkungan dan sepanjang hidup atau segala
situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan dalam arti sempit adalah sekolah atau pengajaran yang
diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal .Pendidikan adalah
segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan serta tugas sosial mereka.
Sedangkan pendidikan menurut definisi alternatif atau luas terbatas
adalah usaha dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintahan,
melalui kegiatan bimbingan, pengjaran yang berlangsung disekolah dan luar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
peranan hidup sekarang atau yang akan datang.Pendidikan atau pengalaman belajar
yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal serta informasi
disekolah maupun luar sekolah yang berlangsung seumur hidup bertujuan
optimalisasi pertimbangan kemampuan individu agar kemudian hari dapat memainkan
peranan hidup secara tepat[1].
2.2 PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
Ilmu Pendidikan Islam Ilmu Pengetahuan Perbedaan
dengan Ilmu pengetahuan yang lain penggongan-penggolongan suatu
masalah dan pembahasan masalah demi masalah di dalam
pendidika pendidikan Islam memerlukan beberapa metodologi
pengembangan, antara lain:
test, pendidik memberikan test kepada anak didiknya untuk mengetahui perkembangan anak didik.
test, pendidik memberikan test kepada anak didiknya untuk mengetahui perkembangan anak didik.
Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan
Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah suatu
proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem
penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan
pendidikan tersebut.
Dari definisi dan pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk
pendidikan yaitu adanya proses, kandungan, dan penerima. Kemudian
disimpulkan lebih lanjut yaitu " sesuatu yang secara bertahap ditanamkan ke
dalam diri manusia".
pendidikan yaitu adanya proses, kandungan, dan penerima. Kemudian
disimpulkan lebih lanjut yaitu " sesuatu yang secara bertahap ditanamkan ke
dalam diri manusia".
Jadi definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke
arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud
dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja.
Kembali kepada definisi pendidikan Islam yang menurut Al-Attas
diperuntutukan untuk manusia saja. menurutnya pendidikan Islam dimasukkan dalamAt- ta'dib, karena istilah ini paling tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan itu, sementara istilah tarbiyah terlalu luas Karen Pendidikan dalam istilah ini mancakup juga pendidikan kepada hewan.
diperuntutukan untuk manusia saja. menurutnya pendidikan Islam dimasukkan dalamAt- ta'dib, karena istilah ini paling tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan itu, sementara istilah tarbiyah terlalu luas Karen Pendidikan dalam istilah ini mancakup juga pendidikan kepada hewan.
2.3 HAKEKAT PENDIDIKAN ISLAM
SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Suatu ilmu pengetahuan haruslah
memenuhi tiga syarat pokok yaitu:
1.
Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek formal).
2.
Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu yang
sesuai.
3.
Suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan sistematika tertentu.
Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah memenuhi persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
1.
Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta
didik, dan mempunyai obyak formal yaitu kegiatan manusia dalam usahanya
membimbing manusia lain kepada arah kedewasaan berdasarkan nilai-nilai Islam.
2.
Pendidikan Islam mempunyai metode, metode pengembangan yang kiranya digunakan
ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode interview, metode observasi,
dan lain sebagainya.
3.
Pendidikan Islam mempunyai sistematika, walaupun sistematika tersebut kadang
tidak tersurat. Sistematika pendidikan Islam dapat diketahui dengan adanya
penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah demi masalah di
dalam pendidikan Islam.
2.4 PENGERTIAN
FILSAFAT ISLAM
Istilah
filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
a.
Segi Semantik:
perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab dan bahasa Yunani, Philosophia
yang berarti philos = cinta, suka dan sophia = pengetahuan,
hikmah. Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau
cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi
bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher, dalam
bahasa Arab failsuf.
b.
Segi Praktis:
filsafat berarti alam pikiran, atau alam berpikir. Berfilsafat artinya
berpikir. Namun, tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Menurut
mustofa Abdur Razik pemakaian kata filsafat di kalangan umat Islam adalah kata
hikmah, sehingga kata hakim ditempatkan pada kata failasuf atau orang hukum
Al-Islam (hakim-hakim Islam) sama dengan falassifatul Islam (failasuf-failasuf
Islam)
Al-Farabi
berkata: failsuf adalah orang yang menjadikan seluruh kesungguhan dari
kehidupannya dan seluruh maksud dari umurnya mencari hikmah yaitu mema’rifati
kebaikan.
Ibnu Sina
mengatakan hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan dapat
menggambarkan segala urusan dan membenarkan segala hakikat baik yang bersifat
teori maupun praktik menurut kadar kemampuan manusia.
2.5 PENDEKATAN
FILOSOFI
Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan
untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan
metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan
tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada
pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas,
kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi
maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains.
Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber
dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan
hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan
cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang
lebih mendalam.
Cara kerja pendekatan filsafat dalam
pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan
menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model:
(1)
Model filsafat
spekulatif;
(2)
Model filsafat
preskriptif;
(3)
Model filsafat
analitik.
Filsafat spekulatif adalah cara berfikir
sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif
seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan
asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha
mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan
pengalaman.
Filsafat preskriptif berusaha untuk
menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian
tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut
baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada
dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran
kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang
perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat.
Filsafat analitik
memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan
pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk
menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan
cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan
dari Uyoh Sadulloh, 1994)
Terdapat beberapa aliran dalam filsafat,
diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001).
Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut
dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras
dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat pendidikan akan berusaha memahami
pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang
akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari
kajian tentang filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori
pendidikan, diantaranya[2]:
(1)
Perenialisme;
(2)
Esensialisme;
(3)
Progresivisme;
dan
(4)
Rekonstruktivisme.
2.6
PENDIDIKAN
DIPANDANG DARI PENDEKATAN FILOSOFIS
Titik tolak
dari teori ini ialah anak yang akan dibesarkan menjadi manusia dewasa.
Pendekatan filosofis terhadap pendidikan adalah suatu pendekatan untuk menelaah
dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.
Pengetahuan atau teori pendidikan yang dihasilkan dengan pendekatan filosofi
disebut filsafat pendidikan. Menurut Henderson (1959), filsafat pendidikan
adalah filsafat yang diterapkan/diaplikasikan untuk menelaah dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan.
Pendekatan
filosofis untuk menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan dalam aspek-aspek
kehidupan manusia, termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak hanya melahirkan
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat terapan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi. John Dewey (1964) berpendapat bahwa filsafat merupakan teori umum
tentang pendidikan. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab
persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban
filosofis pula.
Hakikat
pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan utama
pendidikan adalah manusia Wawasan yang dianut oleh pendidik dalam hal ini guru,
tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Disamping itu konsep pendidikan yang dianut saling
berkaitan erat dengan hakikat pendidikan.
Beberapa
asumsi dasar yang berkenaan dengan dengan hakikat pendidikan tersebut
dinyatakan oleh Raka Joni sebagai berikut.
1.
Pendidikan
merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidikan.
2.
Pendidikan
merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang
mengalami perubahan yang semakin pesat.
3.
Pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup.
5.
Pendidikan
merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi
bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai
tujuan. Asumsi dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan kehidupan
dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang berlangsung sepanjang
hayat.
2.7 FILSAFAT DAN
TEORI PENDIDIKAN
Sebagai
pokok pikiran ketiga yang tersirat dalam catatan diatas adalah hubungan antara
filsafat dengan teori pendidikan. Dan Dewey berkesinambungan bahwa filsafat
dirumuskan sebagai teori pendidikan yang bersifat umum dan konsepsional.
Pendekatan-pendekatan
dalam teori pendidikan.NPendekatan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :
1. Pendidikan sebagai praktek yaitu
seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan didasari
dengan tujuan untuk membantu pihak lain ( Baca: peserta didik) agar memperoleh
perubahan prilaku.[3]
2. Pendidikan sebagai teori yaitu
seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang
berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan, dan mengontrol berbagai
gejala dan peristiwa
Pendidikan
baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun
hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam
konteks yang lebih luas. Diantaranya keduanya memiliki keterkaitan dan tidak
bisa dipisahkan. Praktek pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori
pendidikan.[4]
2.8 APLIKASI
PENDEKATAN FILOSOFIS DALAM KAJIAN ISLAM
Untuk membawa pendekatan filosofis dalam
tataran aplikasi kita tidak bisa lepas dari pengertian pendekatan filosofis
yang bersifat mendalam, radikal, sistematik dan universal. Karena sumber
pengetahuan pendekatan filosofis adalah rasio, maka untuk melakukan kajian
dengan pendekatan ini akal mempunyai peranan yang sangat signifikan. Untuk
memperjelas hal ini, penulis akan coba memaparkan contoh kajian keagamaan
tentang takdir dengan menggunakan pendekatan ini.
Kata takdir (taqdir) terambil dari kata qaddara
berasal dari akar kata qadara yang berarti mengukur, memberi, kadar atau
ukuran. Jika dikatakan bahwa Allah telah menakdirkan sesuatu, harus dipahami
dalam makna Allah telah menetapkan ukuran, kadar, batas tertentu terhadap
sesuatu itu. Takdir dapat juga diterjemahkan sebagai sistem hukum ketetapan
Tuhan untuk alam raya atau singkatnya disebut sebagai hukum alam. Sebagai
"hukum alam", maka tidak ada satupun gejala alam yang terlepas dari
Dia, termasuk amal perbuatan manusia. Pengertian ini dapat dilihat pada firman
Allah yang artinya, Dan Dia ciptakan segala sesuatu, maka dibuat hukum
kepastiannya sepasti-pastinya.
Djohan Effendi setelah menganalisis ayat-ayat
yang berbicara tcntang takdir menyatakan bahwa, "takdir ilahi pada
hakikatnya adalah hukum ilahi yang berlaku pada seluruh alam semesta ".
Dalam hubungan ini Al-Qur'an menyebutkan ungkapan lain, yaitu din Ilahi yang
kepada-Nya dunia bahkan manusia menundukkan dirinya tanpa ada kemungkinan
berbuat lain.
Agaknya Djohan membedakan "takdir
Ilahi" pada alam (non manusia) dengan takdir yang berlaku pada manusia.
Takdir Ilahi yang berlaku pada alam, bersifat pasti dan berbentuk pemaksaan,
sedangkan pada manusia tidak demikian. Melihat ayat-ayat di atas, jelaslah
bahwa dalam Al-Qur'an, kata-kata takdir yang digunakan dalam berbagai ayat
mengacu pada benda-benda alam (non manusia) yang bermakna kadar, ukuran dan
batasan. Matahari beredar pada porosnya, ini adalah ukuran atau kadar untuk
matahari sehingga ia tidak dapat keluar dari ukuran tersebut. Api telah
ditetapkan ukurannya untuk membakar benda-benda yang kering, inilah batasan
atau takdir bagi api. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah dan tidak bisa sebaliknya. Inilah ukuran dan batasan pada air.
Berkenaan dengan manusia, menurut Djohan,
takdir bukanlah belenggu wajib yang menentukan untung atau malangnya seseorang,
yang membagi manusia diluar kehendak dirinya, sebagai orang baik atau orang
jahat dalam pengertian moral dan agama, melainkan lebih merupakan hukum atau
tata aturan Ilahi yang mengikat dan mengatur kehidupan manusia, jasmani dan
ruhani, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.
Sebagai contoh, tidak ada manusia di muka bumi ini yang
telah ditetapkan Tuhan menjadi jahat atau baik, sehingga ia tinggal
menjalaninya saja tak ubahnya seperti robot. Kalaupun pada akhirnya ia menjadi
jahat atau baik, itu merupakan keputusan yang diambilnya sendiri, dan
penyebabnya adalah hal-hal yang terdapat di dalam dirinya dan bukan di luar
dirinya.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Islam
sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya mempergunakan akal pikiran sudah
dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan filosofis dalam memahami ajaran
agamanya. Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang
bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang
berada di balik objek formanya. Dengan kata lain, pendekatan filosofis adalah
upaya sadar yang dilakukan untuk menjelaskan apa dibalik sesuatu yang nampak.
Memahami ajaran Islam dengan pendekatan filosofis ini dimaksudkan agar
seseorang melakukan pengamalan agama sekaligus mampu menyerap inti, hakikat
atau hikmah dari apa yang diyakininya, bukan sebaliknya melakukan tanpa makna.
Diantara cabang-cabang filsafat adalah metafisika, logika, epistemologi, dan
etika
3.2
SARAN
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya
para pembaca sekalian mau memberikaan masukan kritik dan saran guna perbaikan
dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin
dan Usman Said, 1994 ” Filsafat Pendidikan Islam” Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada
Muhammad
Athiyah Al-Abrasyi, 1996 ” Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam”,
Yogyakarta : Titian Ilahi Pres
Uyoh Sadullo, Pengantar
Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Media Iptek, 1994.
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan, Jakarta:
Pustaka Al-Husna Ismaun, 2001.
Djoko
Hartono, 2009 . Pengembangan Ilmu Agama Islam Dalam Perspektif Filsafat
Ilmu ( Studi Islam di sEra Kontemporer ). Surabaya: Media Qowiyul amien
Zuhairini.,
1991. filsafat pendidikan islam. Jakarta: bumi aksara
0 komentar: