Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Makalah Ilmu Pendidikan Islam Tentang Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Filsafat

0 komentar




ILMU PENDIDIKAN
 


Tentang
ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENDEKATAN FILSAFAT








·        M. SAIFUL MUHAJIRIN
DISUSUN OLEH :
·        SITI NUR NGAMAH
·        PARMIATI
·        SUJIATI
Dosen Pengampu :
SRI UTAMI, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SHIDDIQIYAH
TAHUN AKADEMIK 2015
JL. Lintas Timur Desa Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI
Sum-sel 30657




KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan mendalami Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Filsafat. Kedua memenuhi tugas diskusi dan pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai wahana pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam agar dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa/mahasiswa khususnya jurusan Manajemen  Pendidikan Agama Islam.

Kami menyadari  bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan.
Lempuing Jaya, Maret 2015
                                                                 PENULIS



DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan........................................................................................ 3
2.2 Pengertian Pendidikan Islam............................................................ 4
2.3 Hakekat Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu............................ 5
2.4 Pengertian Filsafat Islam................................................................... 6
2.5 Pendekatan Filosofi ......................................................................... 7
2.6 Pendidikan Dipandang Dari Pendekatan Filosofis........................... 9
2.7 Filsafat Dan Teori Pendidikan.......................................................... 10
2.8 Aplikasi Pendekatan Filosofis Dalam Kajian Islam.......................... 11

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG

Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.

Pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri Masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih kompleks, yang tidak terbatasi oleh pengalaman maupun fakta faktual, dan tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh ilmu.

Sebagai calon guru yang professional kita harus memahami makna arti dan peranan hakekat di dalam pembelajaran sekolah. Tidak kalah pentingnya makna dari hakekat pendidikan dipandang dari pendekatan filosofis yang menitikberatkan hakekat seorang anak sebagai proses pendidikan. Karena anak telah mempunyai kemampuan – kemampuan yang dilahirkan dan tinggal dikembangkan saja.



1.2         RUMUSAN MASALAH
1.             Apa yang dimaksid dengan Pendidikan?
2.             Apa  Pengertian Pendidikan Islam?
3.             Bagaimana  Hakekat Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu?
4.             Apa Pengertian Filsafat Islam?
5.             Apa yang dimaksud  Pendekatan Filosofi ?
6.             Bagaimana  Pendidikan Dipandang Dari Pendekatan Filosofis?
7.             Bagaimana  Filsafat Dan Teori Pendidikan?
8.              Bagaiman Aplikasi Pendekatan Filosofis Dalam Kajian Islam?

1.3     TUJUAN
1.             Agar kita menegetahui makna pendidikan
2.             Agar kita memahami pengertian pendidikan islam
3.             Agar kita menegetahui hakekat pendidikan islam sebagai disiplin ilmu
4.             Agar kita memahami pengertian filsafat islam
5.             Agar kita menegetahui pendekatan filosofi
6.             Agar kita menegetahui makna pendidikan dipandang dari pendekatan filosofis
7.             Agar kita menegetahui makna filsafat dan teori pendidikan
8.             Agar kita menegetahui makna aplikasi pendekatan filosofis dalam kajian islam



BAB II
PEMBAHASAN

2.1     PENDIDIKAN
Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar  yang berlangsung dalam segala hal lingkungan dan sepanjang hidup atau segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

Pendidikan dalam arti sempit adalah sekolah atau pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal .Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan serta tugas sosial mereka.

Sedangkan pendidikan menurut definisi alternatif atau luas terbatas adalah usaha dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintahan, melalui kegiatan bimbingan, pengjaran yang berlangsung disekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan hidup sekarang atau yang akan datang.Pendidikan atau pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal serta informasi disekolah maupun luar sekolah yang berlangsung seumur hidup bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan individu agar kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat[1].




2.2     PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM

Ilmu Pendidikan Islam  Ilmu Pengetahuan  Perbedaan dengan Ilmu pengetahuan yang lain  penggongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah demi masalah di dalam pendidika  pendidikan Islam memerlukan beberapa metodologi pengembangan, antara lain:
test, pendidik memberikan test kepada anak didiknya untuk mengetahui perkembangan anak didik.

Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan
Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut.
Dari definisi dan pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk
pendidikan yaitu adanya proses, kandungan, dan penerima. Kemudian
disimpulkan lebih lanjut yaitu " sesuatu yang secara bertahap ditanamkan ke
dalam diri manusia".

Jadi definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja.

Kembali kepada definisi pendidikan Islam yang menurut Al-Attas
diperuntutukan untuk manusia saja. menurutnya pendidikan Islam dimasukkan dalamAt- ta'dib, karena istilah ini paling tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan itu, sementara istilah tarbiyah terlalu luas Karen
Pendidikan dalam istilah ini mancakup juga pendidikan kepada hewan.

2.3     HAKEKAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU
          Suatu ilmu pengetahuan haruslah memenuhi tiga syarat pokok yaitu:  
1.             Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek formal).
2.             Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu yang sesuai.
3.             Suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan sistematika tertentu.

Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah memenuhi persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
1.             Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta didik, dan mempunyai obyak formal yaitu kegiatan manusia dalam usahanya membimbing manusia lain kepada arah kedewasaan berdasarkan nilai-nilai Islam.
2.             Pendidikan Islam mempunyai metode, metode pengembangan yang kiranya digunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode interview, metode observasi, dan lain sebagainya.
3.             Pendidikan Islam mempunyai sistematika, walaupun sistematika tersebut kadang tidak tersurat. Sistematika pendidikan Islam dapat diketahui dengan adanya penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah demi masalah di dalam pendidikan Islam.

2.4     PENGERTIAN FILSAFAT ISLAM
Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
a.             Segi Semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab dan bahasa Yunani, Philosophia yang berarti philos = cinta, suka dan sophia = pengetahuan, hikmah. Jadi,  Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher, dalam bahasa Arab failsuf.
b.             Segi Praktis: filsafat berarti alam pikiran, atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun, tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Menurut mustofa Abdur Razik pemakaian kata filsafat di kalangan umat Islam adalah kata hikmah, sehingga kata hakim ditempatkan pada kata failasuf atau orang hukum Al-Islam (hakim-hakim Islam) sama dengan falassifatul Islam (failasuf-failasuf Islam)

Al-Farabi berkata: failsuf adalah orang yang menjadikan seluruh kesungguhan dari kehidupannya dan seluruh maksud dari umurnya mencari hikmah yaitu mema’rifati kebaikan.

Ibnu Sina mengatakan hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan dapat menggambarkan segala urusan dan membenarkan segala hakikat baik yang bersifat teori maupun praktik menurut kadar kemampuan manusia.




2.5     PENDEKATAN FILOSOFI

Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.

Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model:
(1)   Model filsafat spekulatif;
(2)   Model filsafat preskriptif;
(3)   Model filsafat analitik.

Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman.
 Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat.
Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh, 1994)

Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001).

Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan, diantaranya[2]:
(1)   Perenialisme;
(2)   Esensialisme;
(3)   Progresivisme; dan
(4)   Rekonstruktivisme.



2.6         PENDIDIKAN DIPANDANG DARI PENDEKATAN FILOSOFIS
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan dibesarkan menjadi manusia dewasa. Pendekatan filosofis terhadap pendidikan adalah suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pengetahuan atau teori pendidikan yang dihasilkan dengan pendekatan filosofi disebut filsafat pendidikan. Menurut Henderson (1959), filsafat pendidikan adalah filsafat yang diterapkan/diaplikasikan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan.

Pendekatan filosofis untuk menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan dalam aspek-aspek kehidupan manusia, termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak hanya melahirkan pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat terapan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi. John Dewey (1964) berpendapat bahwa filsafat merupakan teori umum tentang pendidikan. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban filosofis pula.

Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan utama pendidikan adalah manusia Wawasan yang dianut oleh pendidik dalam hal ini guru, tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Disamping itu konsep pendidikan yang dianut saling berkaitan erat dengan hakikat pendidikan.



Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan dengan hakikat pendidikan tersebut dinyatakan oleh Raka Joni sebagai berikut.
1.             Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidikan.
2.             Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3.             Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.             Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5.             Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Asumsi dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang berlangsung sepanjang hayat.

2.7     FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN
         Sebagai pokok pikiran ketiga yang tersirat dalam catatan diatas adalah hubungan antara filsafat dengan teori pendidikan. Dan Dewey berkesinambungan bahwa filsafat dirumuskan sebagai teori pendidikan yang bersifat umum dan konsepsional.
Pendekatan-pendekatan dalam teori pendidikan.NPendekatan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :
1.      Pendidikan sebagai praktek yaitu seperangkat kegiatan atau aktivitas yang  dapat diamati dan didasari dengan tujuan untuk membantu pihak lain ( Baca: peserta didik) agar memperoleh perubahan prilaku.[3]

2.      Pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis  yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan, dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa

Pendidikan baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Diantaranya keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktek pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan.[4]

2.8     APLIKASI PENDEKATAN FILOSOFIS DALAM KAJIAN ISLAM
Untuk membawa pendekatan filosofis dalam tataran aplikasi kita tidak bisa lepas dari pengertian pendekatan filosofis yang bersifat mendalam, radikal, sistematik dan universal. Karena sumber pengetahuan pendekatan filosofis adalah rasio, maka untuk melakukan kajian dengan pendekatan ini akal mempunyai peranan yang sangat signifikan. Untuk memperjelas hal ini, penulis akan coba memaparkan contoh kajian keagamaan tentang takdir dengan menggunakan pendekatan ini.




Kata takdir (taqdir) terambil dari kata qaddara berasal dari akar kata qadara yang berarti mengukur, memberi, kadar atau ukuran. Jika dikatakan bahwa Allah telah menakdirkan sesuatu, harus dipahami dalam makna Allah telah menetapkan ukuran, kadar, batas tertentu terhadap sesuatu itu. Takdir dapat juga diterjemahkan sebagai sistem hukum ketetapan Tuhan untuk alam raya atau singkatnya disebut sebagai hukum alam. Sebagai "hukum alam", maka tidak ada satupun gejala alam yang terlepas dari Dia, termasuk amal perbuatan manusia. Pengertian ini dapat dilihat pada firman Allah yang artinya, Dan Dia ciptakan segala sesuatu, maka dibuat hukum kepastiannya sepasti-pastinya.

Djohan Effendi setelah menganalisis ayat-ayat yang berbicara tcntang takdir menyatakan bahwa, "takdir ilahi pada hakikatnya adalah hukum ilahi yang berlaku pada seluruh alam semesta ". Dalam hubungan ini Al-Qur'an menyebutkan ungkapan lain, yaitu din Ilahi yang kepada-Nya dunia bahkan manusia menundukkan dirinya tanpa ada kemungkinan berbuat lain.

Agaknya Djohan membedakan "takdir Ilahi" pada alam (non manusia) dengan takdir yang berlaku pada manusia. Takdir Ilahi yang berlaku pada alam, bersifat pasti dan berbentuk pemaksaan, sedangkan pada manusia tidak demikian. Melihat ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa dalam Al-Qur'an, kata-kata takdir yang digunakan dalam berbagai ayat mengacu pada benda-benda alam (non manusia) yang bermakna kadar, ukuran dan batasan. Matahari beredar pada porosnya, ini adalah ukuran atau kadar untuk matahari sehingga ia tidak dapat keluar dari ukuran tersebut. Api telah ditetapkan ukurannya untuk membakar benda-benda yang kering, inilah batasan atau takdir bagi api. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah dan tidak bisa sebaliknya. Inilah ukuran dan batasan pada air.




Berkenaan dengan manusia, menurut Djohan, takdir bukanlah belenggu wajib yang menentukan untung atau malangnya seseorang, yang membagi manusia diluar kehendak dirinya, sebagai orang baik atau orang jahat dalam pengertian moral dan agama, melainkan lebih merupakan hukum atau tata aturan Ilahi yang mengikat dan mengatur kehidupan manusia, jasmani dan ruhani, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. 

Sebagai contoh, tidak ada manusia di muka bumi ini yang telah ditetapkan Tuhan menjadi jahat atau baik, sehingga ia tinggal menjalaninya saja tak ubahnya seperti robot. Kalaupun pada akhirnya ia menjadi jahat atau baik, itu merupakan keputusan yang diambilnya sendiri, dan penyebabnya adalah hal-hal yang terdapat di dalam dirinya dan bukan di luar dirinya.



BAB III
PENUTUP
3.1         KESIMPULAN

Islam sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya mempergunakan akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan filosofis dalam memahami ajaran agamanya. Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya. Dengan kata lain, pendekatan filosofis adalah upaya sadar yang dilakukan untuk menjelaskan apa dibalik sesuatu yang nampak. Memahami ajaran Islam dengan pendekatan filosofis ini dimaksudkan agar seseorang melakukan pengamalan agama sekaligus mampu menyerap inti, hakikat atau hikmah dari apa yang diyakininya, bukan sebaliknya melakukan tanpa makna. Diantara cabang-cabang filsafat adalah metafisika, logika, epistemologi, dan etika


3.2         SARAN

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya para pembaca sekalian mau memberikaan masukan kritik dan saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin dan Usman Said, 1994 ” Filsafat Pendidikan Islam” Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, 1996 ” Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam”, Yogyakarta : Titian Ilahi Pres
Uyoh Sadullo, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Media Iptek, 1994.
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna Ismaun, 2001.
Djoko Hartono, 2009 . Pengembangan Ilmu Agama Islam Dalam Perspektif Filsafat Ilmu ( Studi Islam di sEra Kontemporer ). Surabaya: Media Qowiyul amien
Zuhairini., 1991. filsafat pendidikan islam. Jakarta: bumi aksara




[1] Redjo Mudhaharjo, Pengantar Pendidikan ,Rajawali Pres,Jakarta 2002
[2] Ella Yulaelawati, 2003
[3] Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna Ismaun, 2001), hlm.
[4] Uyoh Sadullo, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Media Iptek, 1994.), hlm.

0 komentar: