maklah ulumul Qur'an “GARIS BESAR ISI AL-QUR’AN”
MAKALAH
Ulumul Qur’an
“GARIS BESAR ISI AL-QUR’AN”
Disusunoleh:
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SHIDDIQIYAH
LEMPUING JAYA KAB. OKI
SUM-SEL
TAHUN AKADEMIK 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Puji syukur alhamdulillah
penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang dengan limpahan rahmat, taufiq,
hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah ‘Ulumul
Qur’an yang membahas tentang GARIS BESAR ISI ALQUR’AN dnegna sebaik mungkin.
Dalam upaya penyelesaian
makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oelh karena itu penulis ucapkan ribuan terimakasih kepada Bapak
Abdul Aziz,M.Kn selaku dosen mata kuliah ‘Ulumul Qur’an dan sahabat-sahabatku
tercinta yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari meskipun
penulisan makalah ini telah penulis upayakan seoptimal mungkin tentu masih ada
kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi para pembaca
yang budiman sangat penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho Allah
semata.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Lempung Jaya, November 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Al-qur’an itu tidak diturunkan sebagai buku anatomi,
bukan buku kedokteran, bukan sebagai buku astronomi, bukan sebagai buku
pertanian dan bukan pula sebagai buku industri. Al-qur’an memberikan ilmu
pengetahuan alam dan corak jagad raya sekadar dapat membantu iman seorang akan
kebesaran Allah yang maha Agung dan Tinggi, serta menyingkap keindahan
cipta-Nya. Itulah sebab antara lain, mengapa sebagian ahli tafsir keberatan
untuk menggolongkan ilmu-ilmu pasti alam kedalam bagian ‘ulum Al-Qur’an.
Alqur’an yang begitu indah dan sangat kompleks dalam membahas persoalan
dunia maupun akhirat. Selain itu Alqur’an juga telah di desain sebagai panduan
khusus bagi orang-orang yang beriman dan takwa untuk menjalankan kehidupanya
unutk bertemu sang Kholiq sebagaimana yang terkandung dalam surat Al-baqoroh
ayat ke dua, namun pada hakekatnya masih banyak umat islam yang belum memahami
alqur’an seutuhnya dan kebanyakan dari mereka hanya mampu membaca tanpa
memahami apa yang mereka baca sehingga petunjuk ataupun arahan-arahan dalam
Al-qur’an sangat kurang terrealisasi dalam kehidupan umat muslim.Untuk
menyikapi persolan di atas perlu adanya pembahasan tentang isi kandungan
Al-qur’an meskipun hanya secara garis besarnya saja.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Secara
global, apa saja isi kandungan Al-Qur’an?
2.
Apakah
penting isi yang terkandung dalam
Al-qur’an ini dalam kehidupan sehari-hari?
3.
Apakah
isi Al-Qur’an juga dapat dijadikan pedoman kehidupan?
C.
Tujuan
1.
Dapat
memahami isi yang ada di dalam Al-Qur’an.
2.
Dapat
di jadikan aturan/pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Memperbaiki
akhlak.
4.
Dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Akidah
Pada dasarnya Al-Qur’an itu memuat berbagai persoalan yang sangat
luas dan beraneka ragam. Allah berfirman:
وما من دابة فى الارض ولا طئر يطير بجنا حيه إلا أمم أمثا لكم ما
فرطنا فى الكتب من شئ إلى ربهم يحشرون.
“Dan
tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat seperti kamu. Tiadalah kami alpakan
sesuatu pun dalam al-kitab [472], kemudian kepada tuhan lah mereka dihimpunkan.
(QS. Al-An’am:38)”.
Meskipun ada perbedaan penafsiran dikalangan ahli-ahli tafsir
tentang maksud dan konteks kelengkapan isi kandungan Al-Qur’an, namun ayat di
atas secara tersirat maupun tersurat mengisyaratkan keluasan isi kandungan
Al-Qur’an.[1] Isi
kandungan Al-Qur’an yang utama dan terpenting ialah tentang aqidah (teologi),
yang juga lazim disebut dengan istilah ushul al-din, ilmu kalam dan terutama
ilmu tauhid atau lengkapnya tauhidullah (pemahaesaan Allah).
Begitu penting kedudukan aqidah dalam islam, dan karenanya mudhlah
dipahami jika Al-Qur’anbyang didalamnya terdapat sekitar 136 ayat al-‘aqa’id,[2]
yang terpenting dari padanya yaitu:
1.
Ayat
Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Menurut
pendapat yang umum dikenal ialah ayat 1-5 surat Al-‘Alaq, yang menyiratkan
urgensi ilmu pengetahuan dan tegnologi (iptek) melalui simbol perintah membaca
(studi).[3]
2.
Sejarah
ilmu-ilmu Al-qur’an telah menunjukkan dengan gamblang bahwa surat-surat dan
ayat-ayat al-qur’an yang diturunkan lebih dulu adalah kelompok surat dan ayat
makkiyah yang pada umumnya berisikan masalah-masalah aqidah-keimanan dan
akhlaq.
3.
Ayat-ayat
al-qur’an yang bertemakan bidang apapun, selalu terkait dan dikaitkan dengan
aspek aqidah, dan penempatannya diletakkan sebelum dan atau sesudah ayat
kelompok ayat bidang tertentu dimaksud. Tetapi dalam ayat-ayat yang bersaam
atau yang bertalian dengannya ditampilkan pula potongan-potongan ayat yang
menggambarkan kemahatauan Allah dan kemahaperkasaan-Nya seperti dalam ayat:
والشمس
تجرى لمستقرلها ذلك تقدير العزيز العليم.
“Dan
mata hari berjalan ditempat peredarannya, demikianlah ketetapan (tuhan) yang
maha perkasa lagi maha mengetahui. (QS. Yasin:38).
Pada
satu sisi, ayat ini menginformasikan peredaran matahari secara konsisten pada
porosnya,[4]
tapi pada saat yang bersamaan, juga menegaskan bahwa konsistensi peredaran
matahari pada sumbunya itu memang telah ditetapkan Allah Swt. Yang maha perkasa
lagi maha Mengetahui, sesuai dengan sunnatullah.
4.
Al-qur’an
menytakan bahwa satu-satunya dosa yang pelakunya tidak akan diampuni Allah swt.
Ialah penyimpangan aqidah dalm hal ini menyekutukan Tuhan (Musryik).
5.
Last
but not leas, al-qur’an yang terdiri atas 114 surat, itu dibuka dengan surat
al-fatihah dan di tutup dengan surat an-nas.
B.
Ibadah
Isi kandungan
penting kedua Al-Qur’an setelah aqidah ialah ibadah. Dalam Al-qur’an terdapat
sekitar 140 ayat yang berisikan hal ihwal (ayat al-‘ibadah).
Seperti tertera
dalam potongan ayat sebagai berikut:
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون.
“Dan tidaklah
aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS.
Al-Dzariyat:56)”.
Seuai dengan
ayat tersebut mak setiap manusia mukmin-mukminat, harus menyatakan
penghambaannya kepada Allah. Hanya kepada allah manusia harus beribadah dan
kepada-Nya pula mereka harus memohon pertolongan. Inti dari tujuan ibadah ialah
taqwallah atau dengan kalimat lain, tawaqallah yang menjadi sasaran utama dari
persyariatan ibadah.
C.
Ahklak
Ahklak yang dalam bahasa indonesia lebih dikenal dengan istilah
etika atau moral, merupakan salah satu isi kandungan Al-qur’an yang sangat
mendasar. Rasulullah saw. Bersabda:
إنما بعثتم مكارم الأخلاق.
“sesungguhnya aku diutus (ke muka bumi) untuk
menyempurnakan akhlak”
Mengingat
diantara tujuan utama dari kenabian dan kerasulan muhammad Saw. Adalah untuk
menyempurnakan akhlak, maka sungguh pada tempatnya jika Al-qur’an kita jumpai
sejumlah ayat yang mengatur soal akhlak.
D.
Hukum
Telah ada
kesepakatan dikalangan umat islam, bahwa sumber hukum utama dan pertama dalam isla ialah al-qur’an. Al-qur’an
memang memuat sejumlah ketentuan hukum, dan sekaligus juga menyinggung
kaidah-kaidah umum pembentukannya. Tapi ada yang lebih urgen lagi yaitu nilai
hukum yang bersifat universal dan mendasar. Antusiasme Al-qur’a paradigma hukum
antara lain dapat ditelusuri melalui indikator-indikator berikut:
1.
Al-qur’an
menjuluki dirinya dengan hukumnya, al-qur’an mempunyai banyak nama dan julukan.
Diantara julukan yang dimaksud ialah hukum sebagaimana terdapat dalam ayat:
وكذ لك أنز لنه
حكما عربياً.
“Dan demikianlah, kami telah turunkan
Al-qur’an itu sebagai hukum (yang benar)”
2.
Surat
dan ayat terpanjang dalam Al-qur’an ialah surat dan ayat hukum (surat
al-baqarah yang terdiri atas 287 ayat, 3.100 kata, dan 25.500 huruf)[5] .
3.
Dalam
al-qur’an kita jumpai ayat-ayat al-qur’an yang memerintahkan manusia supaya
berlaku adil, baik dalam bertindak dan berprilaku, maupun dalam bersikap dan
bertutur kata.
4.
Dalam
al-qur’an termaktub sejumlah ayat hukum atau ayat peraturan
perundangan-undangan yakni yang didalamnya terkandung perintah atu larangan,
serta masalah-masalah fiqiyah lainnya.
5.
Hampir
dalam surat panjang dan semua surat madinah selalu ada ayat-ayat hukum
didalamnya.
E.
Kisah
Kisah dalam
pandangan al-qur’an, terliuhat pula pada amat banyakanya jumlah ayat al-Qashah,
kisah yang ada dalam al-qur’an pastilah benar dan baik yang bermanfaat bagi
umat manusia. Sebab, al-qur’an sendiri menjuluki dirinya dengan kisah-kisah
terbaik (ahsan al-qashah). Adapun tujuan dari pengungkapan kisah itu sendiri
seperti yang ditegaskan Al-Qur’an antara lain ialah agar manusia memetik
peringatan atau pelajaran berharga (‘ibrah) dari padanya disamping mendorong
mereka supaya berfikir.
إن
هذا لهو القصص الحق وما من إله إلا الله وإن الله لهو العزيز الحكيم.
”Sesungguhnya
inilah kisah yang benar . dan tidak ada tuhan selain allah. Dan sesungguhnya
allah dia saja yang maha perkasa dan bijaksana. (QS. Al-Imran:62)
F.
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan salah satu bagian dari isi
kandungan al-qur’an yang tidak kurang pentingnya bagi kehidupan manusia.
Ayat-ayat ini yang menyinggung tentang persoalan ilmu pengetahuan teknologi,
oleh para ahli tafsir di sebut dengan ayat al-kauniyyah atau ayat al-‘ulum.
Masih dalam konteks Al-qur’an dengan ilmu ini juga dapat dipahami dari sekian
banyak Al-qur’an yang menyeru manusia supaya berfikir, melihat dan merenungkan
alam sekitar sebgai berikut berbagai isi yang ada didalamnya.
قل انظروا ماذا
فى السموت والأرض وما تغني الأيت والنذر عن قوم لا يؤمنون.
“katakanlah (ya Muhammad), perhatikanlah apa yang ada di
langit dan di bumi, dan tidaklah bermanfaat tanda-tanda kekuasaan Allah dan
rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”.
Al-Qur’an
melalui ayat-ayatnya, banyak menampilkan manifestasi jagat raya ini, termasuk
didalamnya tentang kejadian manusia, proses kejadian pembuatan bumi dan langit,
perputaran matahari dan bulan, dan masih banyak lagi diterangkan di dalamnya.[6]
Bukti lain bahwa Al-Qur’an sangat peduli terhadap ilmu pengetahuandan
tegnologi, dapat dipahami dari surat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan.
BAB III
PENUTUP
Garis-garis
besar isi kandungan Al-Qur’an yang telah dibahas diatas tadi, pada dasarnya
dapat dilihat dari surat Al-Fatihah. Menurut beberapa ahli tafsir lain diantara
nya al-Qasimi dan al-Maraghi, surat
al-Fatihah memuat permasalahan-permasalahan pokok tentang akidah (taukhid),
ibadah, keterangan tentang jalan untuk mencapai kebahagiaan atau memperoleh
kenikmatan dunia dan akhirat serta qashah di samping hukum.
Sejalan dengan
surat Al-Fatihah yang menggambarkan isi ringkas Al-Qur’an secara keseluruhan, Nabi
Muhammad saw pernah menyimpulkan dalam sabda nya yang telah dikutip dalam bab
Pengertian, Proses Penurunan dan pemeliharaan Al-Qur’an (Muhammad Amin Suma,
‘ulumul qur’an)
DAFTAR PUSTAKA
Amin Suma, Muhammad. ‘Ulumul Qur’an, Jakarta:Rajawali pers. 2013
Al-qur’an
terjemahan Depag
[1] Muhammad Amin Suma, ‘Ulumul Qur’an. Hlm:92
[2] Harun Nasution, Akal dan Wahyu, (Jakarta UI-Press, 1982)
[3] Muhammad Amin Suma, ‘Ulumul Qur’an. Jakarta Rajawali pers, 2013
[4] Muhammad Amin Suma, ‘Ulumul Qur’an, hlm:95
[5] Nawawi al-bantani, al-tafsir al-munir, hlm:135
[6] Muhammad Amin Suma, ‘Ulumul Qur’an, Jakarta:Rajawali pers. 2013
hlm:109
0 komentar: