Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Makalah Ilmu Kalam tentang “ GERAKAN AHMADIYAH ”

0 komentar




ILMU KALAM
 



“ GERAKAN AHMADIYAH ”



DISUSUN OLEH :

1.   Nailul Marom
2.   Alvi Nur Imamah
3.   Masrur Hamid

Prodi : Menejemen Pendidikan Islam (MPI)
Dosen pengampu : Syarif Hidayat, S.Th.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SHIDDIQIYAH
TAHUN AKADEMIK 2014 /2015
JL. Lintas Timur Km.123 Desa Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI Sum-Sel
30657


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil, menyelesaikan menyusun makalah ini yang alhamdulilah tepat pada waktunya yang berjudul “Gerakan Ahmadiyah” guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam, yang insyaallah Makalah ini dapat memberikan  informasi atau wawasan kepada kita semua sehingga memudahkan kita untuk belajar dan memahaminya.
             Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu keritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
             Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi segala usaha kita. Aamiin  
Lempuing  Jaya, Desember 2014
                                                                             PENULIS
DAFTAR ISI

Halaman Depan.................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumuasn Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1   Pengertian Ahmadiyah........................................................................ 2
2.2   Gerakan Ahmadiyah............................................................................ 2
2.3   Sejarah Lahirnya Ahmadiyah................................................................ 3
2.4   Perkembangan Ahmadiyah................................................................. 5
2.5   Ahmadiyah adalah Aliran Sesat............................................................ 6

BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN....................................................................................... 7
3.2 SARAN................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 8


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Masalah  yang  berkaitan  dengan  penyimpangan agama kini semakin marak diberitakan. Apalagi permasalahan tersebut menyangkut penyimpangan agama. Penyimpangan itu dapat terlihat dengan terbentuknya aliran-aliran yang mengatasnamakan bahwa aliran tersebut adalah Islam  yang sebenarnya. Padahal belum tentu ajaran-ajaran dalam aliran tersebut benar adanya.Kasus yang sering terjadi adalah seseorang yang mengaku sebagai nabi terakhir setelah nabi Muhammad SAW dan mengaku mendapatkan wahyu.
Salah satu aliran seperti yang telah disebutkan di atas adalah Ahmadiyah.Meskipun tujuan Ahmadiyah adalah menghidupkan kembali agama Islam dan menegangkan kembali syari’at Qur’aniah, namun ajaran-ajaran dalam aliran ini dapat dikatakan sesat.
Padahal di dalam agama Islam diajarkan untuk menjadi  umat yang kuat, aman, tertib, dan tentram, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Islam belum memiliki ciri-ciri yang dapat berdampak kepada masyarakat sendiri. Memang benar bahwa ada  di antara para pengikut Ahmadiyah, yakni kelompok Qadiyan, yang  menuntut kenabian  terhadap Imam Mirza Ghulam Ahmad, akan tetapi mereka masih berada didaerah abu-abu (intermediarystate). Walaupun mereka menuntut keyakinan atas kenabian dan  jika kaum Muslimin lain yang tidak meyakininya mereka anggap kafir, akan tetapi mereka tidak pernah mengubah syahadat mereka menjadi kalimat syahadat yang baru.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan ahmadiyah ?
2.      Bagaimanakah sejarah lahirnya ahmadiyah ?
3.      Bagaimanakah perkembangan ahmadiyah di Indonesia ?
4.      Mengapa ahmadiyah dikatakan aliran sesat ?


1.3 Tujuan

1.      Mendeskripsikan pengertian ahmadiyah
2.      Mendeskripsikan sejarah lahirnya ahmadiyah
3.      Mendeskripsikan perkembangan ahmadiyah di Indonesia
4.      Mendeskripsikan ahmadiyah dikatakan aliran sesat
                       



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Ahmadiyah

Ahmadiyah adalah nama suatu perkumpulan yang menggunakan merk dagang islam, mengaku termasuk golongan umat islam dan konon katanya bergerak serta bekerja untuk kepentingan islam (walaupun kenyataannya tidak demikian).
Ahmadiyah ini merupakan sekelompok orang yang memiliki keyakinan sendiri namun mirip dengan agama islam. Ahmadiyah memiliki ciri-ciri istimewa dari golongan islam lainnya, maka ahmadiyah dapat disebut suatu golongan atau suatu aliran islam, tetapi sebenarnya ia adalah suatu gerakan yang besar dalam pakuan islam.
Tujuan utamanya adalah membangunkan kaum muslimin dan  mempersatukan usaha mereka untuk menyebarluaskan islam. Tujuannya juga bukan memusatkan dan memegang teguh kepada perbedaan-perbedaan paham yang tidak begitu penting, sebagaimana dilakukan oleh golongan-golongan islam lainnya. Cita-citanya jauh mengatasi segala penganut-penganut paham lain dalam islam. Kelompok ini memiliki seorang imam yang bernama Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikutnya yang disebut Ahmadi.           

2.2  Gerakan Ahmadiyah

Ahmadiyah  yang  merupakan salah satu golongan yang mengatasnamakan agama namun dinyatakan sesat ini telah menuai banyak kontroversi dikalangan masyarakat Indonesia. Ahmadiyah itu sendiri merupakan sekelompok orang yang memiliki keyakinan sendiri namun mirip dengan agama Islam. Ahmadiyah memiliki ciri-ciri istimewa dari golongan Islam lainnya, maka Ahmadiyah dapat disebut suatu golongan atau suatu aliran dalam Islam, tetapi sebenarnya ia adalah suatu gerakan yang besar dalam pangkuanIslam. Tujuan utamanya adalah membangunkan kaum muslimin dan mempersatukan usaha mereka untuk menyebarluaskan Islam. Tujuannya juga bukan memusatkan dan memegangteguh kepada perbedaan-perbedaan faham yang tidak begitu penting, sebagaimana dilakukan oleh golongan-golongan Islam lainnya. Cita-citanya jauh mengatasi segala penganut- penganut faham lain dalam Islam.Kelompok ini memiliki seorang imam yang bernama Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikutnya disebut Ahmadi.

Terdapat dua kelompok Ahmadiyah. Keduanya sama-sama memercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa al Masih yang telah dijanjikan Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, dua kelompok tersebut memiliki perbedaan prinsip:

1.      Ahmadiyah Qadian, di Indonesia dikenal dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (berpusat diBogor), merupakan kelompok yang mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid (pembaru) dan seorang nabi yang tidak membawa syariat baru.

2.      Ahmadiyah Lahore  di Indonesia dikenal dengan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (berpusat di Yogyakarta), adalah kelompok yang secara umum tidak menganggap Mirza GhulamAhmad sebagai nabi, melainkan hanya sekadar mujaddid dari ajaran Islam.

2.3    Sejarah Lahirnya Ahmadiyah

Mirza Ghulam Ahmad dilahirkan pada tahun 1252 H, tepatnya pada hari jumat pada tanggal 13 Februari 1835 mrenurut sumber-sumber ahmadiyah, disebuah desa yang bernama Qadian India. Ayahnya bernama Mirza Ghulam Murtada salah seorang pegawai tinggi kolonial inggris. Ia lahir bertepatan dengan masa kejayaan sekte siqh dari golongan hindu menjelang akhir kekuasaan raja Ranjit Singh.
Ghulam Ahmad q.a (qabbahahullaah) ia seorang yang mengaku bahwa dirinya adalah : mulham, mujadid, muhaddats, imam mahdi, isa almasih, nabi dan rosul sesudah Muhammad SAW bahkan nabi yang terakhir dengan syariat yang terakuir pula.
Dasar alasan kaum ahmadi mempercayai Ghulam Ahmad sebagai imam mahdi dan masih maudud. Dasar alasannya adalah pengakuan Ghulam Ahmad yang menyatakan bahwa dirinyalah yang “cahaya, mujadid yang diperintah, hamba allah yang ditolong, mahdi yang dijanjikan dan masih maudud”. (Khutbah ilhamiah, hal 18)
Menurut sumber-sumber ahmadiyah wahyu pertama yang diterima oleh Mirza Ghulam Ahmad pada bulan Maret 1882. Tetapi tidak diterangkan dengan jelas apa isi wahyu pertama tersebut. P`ada tahun 1889 Ghulam Ahmad mulai mengadakan bai’at atas orang-orang yang beriman kepadanya, kemudian berhasillah ia mendirikan suatu jemaat tersendiri buat pengikut-pengikutnya. Nama jemaat itu diambil dari nama pendiri sendiri, nama nabi yang dimaninya itu, yanki Ghulam Ahmad sehingga jemaat itu dikenal dengan Ahmadiyah. Setelah berjuang dengan giat untuk menyebarkan keyakinannya serta memperkokoh jemaatnya itu, dengan menerbitkan kurang lebih 90 buah buku yang tertulis dalam bahasa arab, inggeris, persia dan urdu pada tanggal 26 Mei 1908, Mirza Ghulam Ahmad meninggal dunia pada usia 73 tahun.

Mengenai kedudukan Muhammad SAW sebagai khatam al-nabiyin yaitu nabi yang paling agung dan paling sempurna, serta nabi pembawa syariat terakhir yakni Islam, secara tegas dapat diberikan uraian sesuai dengan keyakinan Ahmadiyah sebagai berikut:

a.       Bahwa nabi Muhammad SAW adalah penghulu seluruh nabi karena itu beliau membutuhkan pengawal-pengawal dari kalangan umatnya sendiri untuk meneruskan millah: dan inilah yang merupakan tanda keagungan beliau dan sekaligus merupakan tanda kebesaran dari pada umatnya, sepadan dengan kedudukannya sebagai khatam al-nabiyin.

b.      Agama islam adalah agama terakhir dan berlaku untuk selama-lamanya hingga hari kiamat. Dalam perjalanan waktu yang sangat lama tidak mustahil terjadi berbagai perubahan dalam tubuh islam, sehinga ajaran dan nilai-nilainya menyimpang dari proposi yang sebenarnya. Untuk menjamin agar Islam terhinar dari keadaan buruk tidaklah cukup dengan ulama-ulama saja, karena mereka tidak mendapat petunjuk langsung dari Allah sehingga ilmu dan tindakannya tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu Allah akan mengutus beberapa nabi guna mempertahankan wujud agama Islam dan menjaga kemurnian agama Islam selanjutnya agar tidak dikotori oleh berbagai khurafat dan macam-macam bid’ah.

c.       Telah menjadi kenyataan sejarah bahwa umat-umat terdahulu sepeninggal nabi-nabi mereka kembali pula meningalkan ajaran agama mereka dan melakukan apa-apa yang dilarang oleh agama mereka itu. itulah sebabnya sehingga Allah dengan sifat rahman dan rahimnya menolong mereka dengan mendatangkan nabi-nabi yang bertugas untuk menjaga agar mereka tidak meninggalkan ajaran agama Allah yang telah dibawa oleh para nabi terdahulu, disertai harapan semoga mereka menjadi umat yang teguh imannya, dan setia dalam menjalankan ajaran-ajaran agamanya.

d.      Alasan yang lain yang tidak kalah pentingnya bagi Ahmadiya, sehingga mempercayai kedatangan nabi-nabi sesudah nabi Muhammad saw. Ialah masalah kepemimpinan umat atau Imamah. Ajaran imamah merupakan salah satu ajaran yang sangat mendasar bagi ahmadiyah. Menurut Ahmadiyah, Nabi Muhammad adalah merupakan pemimpin umat dari segi kerohanian yang kepemimpinanya tidak boleh terputus-putus, ia harus merupakan komando yang mempersatukan umat Isalm. Oleh karena itu sepeninggal beliau hendahnya ada pemimpin rohani yang mengantikan sebagai lambang persatuan kaum Muslimin sedunia, dan pemimpin rohani itu mutlak merupakan utusan Allah sebagai rasul dan nabi yang kedudukannya merupakan khalifah bagi nabi Muhammad SAW.




2.4    Perkembangan Ahmadiyah

Terdapat dua kelompok Ahmadiyah. Keduanya sama-sama mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa Al Masih yang telah dijanjikan Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, dua kelompok tersebut memiliki perbedaan prinsip:

a.       Ahmadiyah Qadian, di Indonesia dikenal dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (berpusat di Bogor) merupakan kelompok yang mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah         seorang Mujadin atau pembaru dan seorang nabi yang tidak membawa syariat baru.

b.      Ahmadiyah Lahore, di Indonesia dikenal dengan gerakan Ahmadiyah di Indonesia (berpusat di Yogyakarta), adalah kelompok yang secara umum tidak menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, melainkan  hanya sekadar Mujadin dari ajaran islam. Ahmadiyah Lahore mempunyai keyakinan bahwa mereka :

1.      Percaya pada semua aqidah dan hukum yang tercantum dalam AlQuran dan Al Hadist serta percaya pada semua perkara agama yang telah disetujui para ulama salaf dan ahlus-sunah waljamaah dan yakin bahwa Nabi Muhammadiyah SAW adalah nabi yang terakhir.
2.      Nabi Muhammad SAW adalah khatamun-nabiyyin. Sesudahnya tidak akan datang nabi lagi, baik nabi lama maupun nabi baru.
3.      Sesudah Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril tidak akan membawa wahyu nubuwwat kepada siapapun.
4.      Sesudah Nabi Muhammad SAW istilah wahyu nubuwwat telah tertutup tetapi istilah wahyu walayat tetap terbuka agar iman dan akhlak, tetap cerah dan segar.
5.      Sesuai dengan sabda nabi muhammad saw bahwa di dalam umat ini tetap akan datang auliya Allah, para mujaddid dan para muhaddats, tapi tidak akan datang nabi.
6.      Mirya ghulam ahmad adalah mujaddid abad 14 H. Dan kepercayaan kami bahwa ia bukan nabi, tetapi berkedudukan sebagai mujaddid.
7.      Percaya kepada Mirza Ghulam Ahmad bukan bagian dari rukun islam dan rukun iman. Maka orang yang tidak percaya kepada Mirza Ghulam Ahmad tidak bisa disebut kafir.
8.      Seorang muslim, apabila mengucapkan kalimat thayibah, dia tidak boleh disebut kafir. Mungkin dia bisa salah, tetapi seseorang dengan sebab berbuat salah dan maksiat bisa disebut kafir.
9.       Ahmadiyah Lahore berpendapat bahwa Mirza Ghulman Ahmad adalah pelayanan dan pengembang misi Nabi Muhammad SAW.




2.5 Ahmadiyah adalah Aliran Sesat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat. Ahmadiyah sebagai aliran tersendiri dan lepas dari islam, karena ahmadiyah bukannya agama baru meskipun memopunyai nama tersendiri.  Keyakinan kenabian ahmadiyah berbeda dengan keyakinan islam.
Dalam Ahmadiyah dikenal “Mukjizat Ghulam Ahmad” sebagai pendiri aliran Ahmadiyah.Menurut keyakinan jemaat Ahmadiyah, Ghulam Ahmad sebagai nabi menpunyai banyak mukjizat yang merupakan bukti asasi dan atas kebenaran dakwahnya.Ghula Ahmad senrdiri pernah menyatakan bahwa ada lebih dari 100ribu mukjizat yang telah terjadi pada dirinya, tetapi kesemuanya itu dilupakan oleh orang-orang yang melihatnya. Mukjizat-mukjizat Ghulam Ahmad antara lain :

a.       Menghidupkan orang mati
b.      Memperbanyak makanan
c.       Kebinasaan musuh-musuhnya
d.      Kehebatan ilmu-ilmunya
e.       Tidak dapat dibuat malu didepan umum
f.       Kebal terhadap sihir



















BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Gerakan Ahmadiyah memiliki dua perbedaan prinsip:

Ahmadiyah Qadian, di Indonesia dikenal dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (berpusat diBogor), merupakan kelompok yang mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid (pembaru) dan seorang nabi yang tidak membawa syariat baru.

Ahmadiyah Lahore, di Indonesia dikenal dengan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (berpusat di Yogyakarta), adalah kelompok yang secara umum tidak menganggap Mirza GhulamAhmad sebagai nabi, melainkan hanya sekadar mujaddid dari ajaran Islam.

3.2    Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan seta saran dan kritikyang sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya berikutnya. 
















DAFTAR PUSTAKA

Al Badri, Hamka Haq. 1981. Koreksi Total Terhadap Ahmadiyah. Jakarta : Yayasan Nurul      Islam
Thaha, Fawzy Sa’ied.1981. Ahmadiyah dalam Persoalan. Jakarta : PT Al Ma’arif


0 komentar: