Makalah Ulumul Hadits tentang Sejarah Perkambangan Ilmu Hadits
MAKALAH ULUMUL HADITS
Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits
D I S U S U N
OLEH
KELOMPOK 2 :
1. Apriliawati
2. Juniska
3. Sugianto
Dosen Pengampu :
Bapak. Darul Abror,
S.Pd.I.
Sekolah Tinggi Agama
Islam ( STAI )
As-Shiddiqiyah
Tahun Akademik 2012/1013
Kata Pengantar
Puji syukur kami
ucapkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan rahmatnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa pula kami kami ucapkan kepada
junjungan kami nabi Muhammad Saw. Yang telah memberikan pelajaran kepada kita
semua sebagai umat Islam.
Kepada dosen pembimbing kami ucapkan
banyak terimakasih atas bimbingannya sehingga kami dapat belajar Fikih di STAI As-Shiddiqiyah dengan baik.
Dan trimakasih kepada seluruh pihak-pihak
yang telah membantu dan mendukung kami dalam menyelesaikan tugas ini sehingga
dapat akhir yang cukup memuaskan.
Inilah
usaha keras kami, kami harap dapat bemanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami
khususnya. Akhir kata kami ucapkan bnyak terimakasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga bermanfaat. Amiiin.
Selamat membaca.
Lubuk Seberuk, 18 Januari 2013
Penulis
|
Daftar Isi
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................... i
KATA
PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang............................................................................................. 1
2.
Permasalahan ............................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
1.
Masa Rosulullah SAW............................................................................ .... 2
2.
Masa Khulafau’rasiddin......................................................................... .... 2
3.
Masa Sahabat ........................................................................................... .... 3
4.
Masa Tabiin.............................................................................................. .... 4
5.
Masa Abad ke-II dan ke-III.......................................................................... 5
6.
Kitab-kitab
yang ditulis pada abad ke-I sampai Abad ke-IV.......................... 6
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan .................................................................................................. 9
2.
Tujuan ...................................................................................................... .... 9
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
10
Bab I
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Setelah kita ketahui selain Al-Qur’an,
bahwasannya hadits itu sebagai pedoman bagi kita selaku umat islam, selain kita
harus menetahui pengertian hadits, kita juga dianjurkan untuk mempelajari sejarah
perkembangan hadits. Sejarah perkembangan hadits itu terbagi menjadi beberapa priode
(masa). Diantaranya yaitu: masa Rosulullah SAW, sahabat, tabi’in, dan
sebagainya.
Pada masa rosulullah SAW.
Hadits belum dibukukan karena adanya para sahabat yang mendapatkan masalah,
khususnya mengenai hukum, mereka langsung menemui dan menanyakannya langsung
kepada rosulullah SAW.
Pada
masa sahabat Abu Bakar dan Umar r.a periwayatan hadits dibatasi, kdan
difokuskan dulu pada Al-qur’an, meraka
khawatirkan para kaum muslimin terfokus hanya mempelajari hadits saja dan
meninggalkan al-qur’an. Dan mereka pula melarang menulis/membukukan hadits,
mereka takut seperti kaum yahudi dan nasrani. Mereka meninggalkan kitab Allah
Swt. dan menggantikannya dengan kalam mereka.
Dalam bab ini pula akan
dijelaska pada masa/ priode siapakah pertamakali pembukuan hadits, dan akan dijelaskan pula masa jaya nya
hadits.
2.
Permasalahan
1.
Apakah
yang dimaksud dengan masa turunnya wahyu dan pembentukan masyarakat islam?
2.
Apa
yang dimaksud dari masa membatas-batasi dan menyedikitkan periwayatan?
3. Pada masa siapakah pembukuan dan penyebaran
hadits?
4. Mengetahui bagaimana perkembangAn hadits pada masa Rosulullah Saw.
5. Mengetahui bagaimana perkemb.Ingan periwayatan hadits pada masa Sahabat.
6. Mengetahui bagaimana perkembangqn periwayatan hadits pada masa Tabi'in.
Bab II
Pembahasan
Sejarah
Perkembangan Hadits
Sejarah perkembangan hadits itu terbagi menjadi
beberapa masa/priode. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Masa Rosulullah Saw.
Pada masa ini disebut masa turunnya wahyu dan pembentukan
masyarakat islam. Pada masa ini hadits belum dinyatakan sebagai ilmu resmi
dan belum pula ditulis secara resmi.
Belum
ditulis secara resmi itu buakan berarti blum ada sahabat yang menulis, namun
sebagian sudah ada yang menulisnya namun namun untuk keperluan dirinya sendiri,
misalnya :
a.
‘Abdullah
bin Amr bin Ash
- Ali bin Abi Tholib.
- Anas ibnu Malik. (Drs. M. Agus Solahudin, M.Ag dan Agus Suyadi, Lc.M.Ag. hal: 34-35)
2.
Masa Khulafau’rasiddin
Masa ini disebut masa membatasi dan menyedikitkan riwayat. pada
masa khalifah Abu bkar dan umar, mereka membatasi penyebaran hadits, karena
mereka masih terfaokuskan untuk mempelajari Al-qur’an. Para sahabat pada masa
ini yang akan meriwayatkan hadits harus disertai dengan sksi dan ber sumpah
bahwa haditsitu bener-benar dari Rasulullah Saw.
Dan pada masa ini bagi periwayat hadits
masih belum menggunakan sanad, karena mereka masih jujur-jujur dan saling
mempercayai.(Drs. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.hal :79)
3.
Pada masa sahabat
Disebut juga masa
berkembang dan meluasnya hadits. Karena banyaknya yang berminat untuk
mempelajarinya, sehingga banyak sahabat dari luar kota mekah, harus derangkat
ke pelosok negeri-negeri islam hanya untuk mempelajari hadits dari para
sahabat-sahabat besar ( sahabat yang hidup di masa Rosulullah ).
Karena meningkatnya
periwayatan hadits, muncullah bendaharawan-bendaharawan dan lembaga-lembaga
hadits diberbagai daerah.
Diantara bendaharawan
hadits yang banyak menerima, menghapal, mengembangkan atau meriwayatkan adalah:
1.
Abu Hurairah, menurut Ibn Al-Jauzi,
beliau meriwayatkan 5.374 hadits. Sedangkan menurut Al-Kirmany, beliau
meriwayat 5.364 hadits.
2.
Abdullah Ibn Umar 2.630 hadits.
3.
Aisyah, istri Rosulullah SAW.
Meriwayatkan 2.276 hadits.
4.
Abdullah Ibn Abbas meriwaytkan
1.660 hadits.
Sedangkan diantara lembaga-lembaga
yang menjadi pusat penggalian atau
pendidikan
dan pengembangan adalah:
- Madinah, dengan tokohnya adalah : Abu Bakar, Umar, Ali, Abu Hurairah, Aisyah, Ibn Umar, Zaid bin Tsabit ( sahabat), Urwah, Sa’id Az-Zuhri, Abdullah Ibn Umar ( tabi’in), dan sebagainya.
- Makkah, dengan tokohnya adalah : Ali, abdullha bin Mas’ud, Sa’ad bin Abi Waqas, Sa’id bin Zaid ( sahabat) Masruq, Ubaididah, Al-Aswad ( tabi’in ) dan sebagainya.
- Bashrah, tokohnya : Anas bin Malik, Utbah, Imran bin Husain, Abu Barzah, dan sebagainya.
- Syam, tokohnya : Mu’adz bin Jabbal, Ubaididah bin Tsamit, Abu Darda ( sahabat ), Abu Idris Al-Khaulani, Qasibah bin Dzuaib, Makhul, Raja’ bin Haiwan ( tabiin). Dan lain sebagainya.
(Drs. M. Agus Solahudin, M.Ag dan Agus Suyadi,
Lc.M.Ag. hal: 36-37)
- Masa Tabiin.
Periwayatan
hadis pada periode Tabi'in tampak semakin semarak, namun tetap dalam
kehati-hatian. Mereka mulai menyelidiki sanad dan matan hadis agar terhindar
dari kepalsuan, bahkan tidak segan-segan melakukan perjalanan jauh untuk mengecek
dan menylidiki kebenaranya, seperti peristiwa berikut:
a. Said bin Al-Musayyab (94 N/ 712 M) seorang tabi'iy besar di kota Madinah, mengaku telah mengadakan perjalanan siang-malam untuk mendapaikan hanya sebuah fimlis Nabi SAW.
b. Abu Amru Abdurrahman bin Amr Al-Auza'iy (157 H) 1774 M) menyatakan, apabila dia dan ulama sejawatnya menerima riwayat hadis, maka hadis itu diteliti bersanui. Apabila ulama menyimpulkan bahea riwayat itu memang hadis Nabi, maka Auza'iy mengambilnya dan apabila mereka mengingkarinya, maka dia meninggalkanya.
Bukti-bukli
diatas menunjukan kesungguhan, kehati-hatian, dan kekuasan pengetahuan ulama
tabi'in. Bagian hadis yang mereka kaji dam dalami bukan hanya matanya saja
melainkan juga nama-nama periwayat dan sanadnya.
Periwayatan hadis pada zaman tabi'in ini tidak memperoleh hadis lansung dari Nabi. Mereka menerima riwayat dari sahabat yang bertemu dengan mereka, atau dari sesama.
Periwayatan hadis pada zaman tabi'in ini tidak memperoleh hadis lansung dari Nabi. Mereka menerima riwayat dari sahabat yang bertemu dengan mereka, atau dari sesama.
Periwayatan hadis pada zaman tabi'in ini tidak memperoleh
hadis lansung dari Nabi. Mereka menerima riwayat dari sahabat yang bertemu
dengan mereka, atau dari sesama tabi'in yang sezatnan dengan mereka, atau dari
tabi'it-tabi'in yang banyak ilmunya.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa periwayatan hadis padazaman tabi'in telah makin meluas. Rangkaian para periwayat hadis yang beredar dimasyarakat menjadi lebih panjang dibandingkan dengan periode sahabat.
Pada masa tabi'in inilah mulai usaha pembukuan hadis yang dilakukan secara resmi atas perintah dan permintaan Khalifah Umar bin Ahdul Azis, memerintaili (99-101H/718M), dan berlanjut terus pada periode-periode berikutnya.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa periwayatan hadis padazaman tabi'in telah makin meluas. Rangkaian para periwayat hadis yang beredar dimasyarakat menjadi lebih panjang dibandingkan dengan periode sahabat.
Pada masa tabi'in inilah mulai usaha pembukuan hadis yang dilakukan secara resmi atas perintah dan permintaan Khalifah Umar bin Ahdul Azis, memerintaili (99-101H/718M), dan berlanjut terus pada periode-periode berikutnya.
5. Masa Abad II dan Abad III H.
Masa
ini disebut masa penulisan atau pembukuan hadits. pada masa inilah bermulanya pamulisan dan
pembukuan hadits. atas inisiatif memerintah pada saat itu. Yaitu Umar bin Abdul
Aziz pada tahun 101 H. karena telah banyaknya para perawi yang hapal hadits
yeng meninggal.
Khalifah
Umar mengirimkan surat kepada para Gubernur yang menjabat dibawah naungan
kekuasaannya untuk membukukan hadits yang ada pada para ulama’ yang berada
didaerah mereka masing-masing.
Orang yang pertama membukukan hadits ialah Abu Bakr Muhammad ibn Muslaim
ibn Ubaidillah ibn Syihab Az-Zuhri. Namu kelemahan buku haditsnya ialah beliau
tidak menulis seluruh hadits yang ada dimadinah.
(Drs. M. Agus Solahudin,
M.Ag dan Agus Suyadi, Lc.M.Ag. hal: 36-37)
Ada
pun kitab kitab yang telah dibukukan dan dikumpulkan pada masa ini adalah
sebagai berikut :
1. Al-Musnad oleh Imam Abu Hanifah an-Nu'man ( wafat 150 H ).
2. Al-Muwaththa oleh Imam Malik Anas ( 93 - 179 H ).
3. Al-Musnad oleh Muhammad bin Idris asy-Syafi'I ( 150 - 204 H ).
4. Mukhtaliful Hadits oleh Muh, bin Idris asy-Syafi'I ( 150 - 204
H ).
5. Al-Musnad oleh Imam Ali Ridha al-Katsin ( 148 - 203 H ).
6. Al-Jami' oleh Abdulrazaq al-Hamam ash Shan'ani ( wafat 311 H ).
7. Mushannaf oleh Imam Syu'bah bin Jajaj ( 80 - 180 H ).
8. Mushannaf oleh Imam Laits bin Sa'ud ( 94 - 175 H ).
9. Mushannaf oleh Imam Sufyan bin ‘Uyaina ( 107 - 190 H ).
10. As-Sunnah oleh Imam Abdurrahman bin ‘Amr al-Auza'i ( wafat 157
H ).
11. As-Sunnah oleh Imam Abd bin Zubair b. Isa al-Asadi. (http://kmingruki.multiply.com/journal/item/10)
6. Kitab-kitab yang ditulis pada abad
ke-I sampai Abad ke-IV
Kitab-kitab Hadits Pada Abad ke I H.
1. Ash-Shahifah oleh Imam Ali bin Abi
Thalib.
2. Ash-Shadiqah oleh Imam Abdullah bin
Amr bin ‘Ash.
3. Daftar oleh Imam Muhammad bin Muslim
( 50 - 124 H ).
4. Kutub oleh Imam Abu Bakar bin Hazmin.
Keempat-empatnya tidak sampai ke tangan kita,
jadi hanya berdasarkan keterangan sejarah saja yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
Kitab-kitab Hadits Pada Abad ke-2 H.
1. Al-Musnad oleh Imam Abu Hanifah
an-Nu'man ( wafat 150 H ).
2. Al-Muwaththa oleh Imam Malik Anas (
93 - 179 H ).
3. Al-Musnad oleh Muhammad bin Idris
asy-Syafi'I ( 150 - 204 H ).
4. Mukhtaliful Hadits oleh Muh, bin
Idris asy-Syafi'I ( 150 - 204 H ).
5. Al-Musnad oleh Imam Ali Ridha
al-Katsin ( 148 - 203 H ).
6. Al-Jami' oleh Abdulrazaq al-Hamam ash
Shan'ani ( wafat 311 H ).
7. Mushannaf oleh Imam Syu'bah bin Jajaj
( 80 - 180 H ).
8. Mushannaf oleh Imam Laits bin Sa'ud (
94 - 175 H ).
9. Mushannaf oleh Imam Sufyan bin
‘Uyaina ( 107 - 190 H ).
10.as-Sunnah oleh Imam Abdurrahman bin
‘Amr al-Auza'i ( wafat 157 H ).
11.as-Sunnah oleh Imam Abd bin Zubair b.
Isa al-Asadi.
Seluruh kitab-kitab hadits yang ada pada abad
ini tidak sampai kepada kita kecuali 5 buah saja yaitu nomor 1 sampai dengan 5.
Kitab-kitab Hadits pada abad ke-3 H.
1. Ash-Shahih oleh Imam Muh bin Ismail
al-Bukhari ( 194 - 256 H ).
2. Ash-Shahih oleh Imam Muslim al-Hajjaj
( 204 - 261 H ).
3. As-Sunan oleh Imam Abu Isa
at-Tirmidzi ( 209 - 279 H ).
4. As-Sunan oleh Imam Abu Dawud Sulaiman
bin al-Asy'at ( 202 - 275 H ).
5. As-Sunan oleh Imam Ahmad b.Sya'ab
an-Nasai ( 215 - 303 H ).
6. As-Sunan oleh Imam Abu Muhammad
Abdullah bin Abdurrahman ad Damiri ( 181 - 255 H ).
7. As-Sunan oleh Imam Muhammad bin Yazid
bin Majah Ibnu Majah ( 209 - 273 H ).
8. Al-Musnad oleh Imam Ahmad bin Hambal
( 164 - 241 H).
9. Al-Muntaqa al-Ahkam oleh Imam Abd
Hamid bin Jarud ( wafat 307 H ).
10. Al-Mushannaf oleh Imam Ibn. Abi
Syaibah ( wafat 235 H ).
11. Al-Kitab oleh Muhammad Sa'id bin
Manshur ( wafat 227 H ).
12. Al-Mushannaf oleh Imam Muhammad
Sa'id bin Manshur ( wafat 227 H ).
13. Tandzibul Afsar oleh Imam Muhammad
bin Jarir at-Thobari ( wafat 310 H ).
14. Al-Musnadul Kabir oleh Imam Baqi bin
Makhlad al-Qurthubi ( wafat 276 H ).
15. Al-Musnad oleh Imam Ishak bin
Rawahaih ( wafat 237 H ).
16. Al-Musnad oleh Imam ‘Ubaidillah bin
Musa ( wafat 213 H ).
17. Al-Musnad oleh Abdibni ibn Humaid (
wafat 249 H ).
18. Al-Musnad oleh Imam Abu Ya'la (
wafat 307 H ).
19. Al-Musnad oleh Imam Ibn. Abi Usamah
al-Harits ibn Muhammad at-Tamimi ( 282 H ).
20. Al-Musnad oleh Imam Ibnu Abi ‘Ashim
Ahmad bin Amr asy-Syaibani ( wafat 287 H ).
21. Al-Musnad oleh Imam Ibnu Abi'amrin
Muhammad bin Yahya Aladani ( wafat 243 H ).
22. Al-Musnad oleh Imam Ibrahim bin
al-Askari ( wafat 282 H ).
23. Al-Musnad oleh Imam bin Ahmad bin
Syu'aib an-Nasai ( wafat 303 H ).
24. Al-Musnad oleh Imam Ibrahim bin
Ismail at-Tusi al-Anbari ( wafat 280 H ).
25. Al-Musnad oleh Imam Musaddad bin
Musarhadin ( wafat 228 ).
Dan masih banyak sekali kitab-kitab musnad
yang ditulis oleh para ulama abad ini.
Kitab-kitab Hadits Pada Abad ke-4 H.
1. Al-Mu'jam Kabir,
ash-Shagir dan al-Ausath oleh Imam Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani ( wafat 360
H ).
2. As-Sunan oleh Imam Darulkutni ( wafat
385 H ).
3. Ash-Shahih oleh Imam Abu Hatim
Muhammad bin Habban ( wafat 354 H ).
4. Ash-Shahih oleh Imam Abu ‘Awanah Ya'qub
bin Ishaq ( wafat 316 H ).
5. Ash-Shahih oleh Imam Ibnu Huzaimah
Muhammad bin Ishaq ( wafat 311 H ).
6. Al-Muntaqa oleh Imam Ibnu Saqni Sa'id
bin'Usman al-Baghdadi ( wafat 353 H).
7. Al-Muntaqa oleh Imam Qasim bin Asbagh
( wafat 340 H ).
8. Al-Mushannaf oleh Imam Thahawi (
wafat 321 H ).
9. Al-Musnad oleh Imam Ibnu Jami
Muhammad bin Ahmad ( wafat 402 H ).
10.Al-Musnad oleh Imam Muhammad bin
Ishaq ( wafat 313 H ).
11.Al-Musnad oleh Imam Hawarizni ( wafat
425 H ).
12.Al-Musnad oleh Imam Ibnu Natsir ar-Razi
( wafat 385 H ).
13.Al-Mustadrak ‘ala-Shahihaini oleh
Imam Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah al-Hakim an-Naisaburi ( 321 - 405 H ). (http://kmingruki.multiply.com/journal/item/10)
Bab III
Penutup
1.
keimpulan
Adapun
cara periwayatan hadits pada rnasa sahabat terbagi menjadi dua yaitu:
Periwayatan Lafdzi (Redaksi sama persis dengan Rasulullah) dan Periwayatan
Maknawi (Redaksi tidak sama persis akan tetapi makna&intinya sama). Pada
masa sahabat befum ada penulisan hpdits secara resmi sebab dikhawatirkan
bercampur dengan Al-Qur'an dan umat islam lebih difokuskan untuk mempelajari
Al-Qur'an. Begitu juga pada masa Tabi'in, yang mengikuti jejak para sahabat,
periwayatan haditsnya pun tidak jauh berbeda. Hanya saja pada masa ini
Al-Qur'an sudah dikumpulkan dalam satu mushaf. Pada masa tabi'in timbul usaha
yang lebih sungguh-sungguh untuk mqncari dan meriwayatkan hadits. Apalagi sejak
semakin maraknya hadits-hadits palsu yang muncul dari beberapa golongan untuk
kepentingan politik.
2. Tujuan
2. Tujuan
1.
Mengetahui dan memahami pengertian sejarah hadis mulai dari
masa Rosulullah hingga masa
thabi'in.
2.
Mengetahui tata cara periwayatan hadis pada masa sahabat.
3.
mengetahui kitab-kitab yang ditulis pada masa abad ke-I
hingga ke-II.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.
Drs. M. Agus Solahudin, M.Ag dan Agus Suyadi,
Lc.M.Ag.
0 komentar: