Makalah Pendidikan Pancasila Tentang Pancasila Sebagai Solusi Kebangsaan
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
Tentang
“Pancasila
Sebagai Solusi Kebangsaan”
Dosen
Pengampu :
AHMAD
MUNAWIR, S.Pd.I., M.Pd
D I S U S U N :
SEKOLAH TINGGI
EKONOMI DAN BISNIS (STEBIS)
DARUSSALAM
Tahun Akademik 2019
JL.
Lintas Timur Desa Tugu Mulyo Kecamatan Lempuing
Kabupaten
Ogan Komering Ilir Provinsi Sum-Sel
30657
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.
Wb.
Puji
syukur kita haturkan kepada allah SWT atas berka rahmat dan hidayahnya lah
makalah yang berjudul “Pancasila sebagai solusi bangsa” ini dapat rampung dalam
tepat waktu. Adapun tujuan pembuatan makalah ini selain menambah wawasan
pengetahuan adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila.
Makalah ini ditulis dari hasil
penyusun data-data sekunder yang diperoleh dari buku-buku panduan dan informasi
media massa yang berhubungan dengan judul makalah ini. Tidak lupa ucapan terima
kasih kepada dosen atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga
pada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini.
Semoga dengan membaca makalah ini
dapat memberi manfaat dan menambah wawasan kita.Memang ini jauh dari sempurna,
maka diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
.
Wassalamu’alaikum. Wr.
Wb.
Lempuing, Oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................ 2
C.
Tujuan Makalah................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Pancasila........................................................................... 3
B. Masalah
Indonesia.............................................................................. 5
C. Peran Pancasila Sebagai Solusi
Problem Bangsa................................ 7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... 16
B.
Saran................................................................................................ 16
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 17
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada Hakikatnya sila-sila Pancasila
adalah suatu system nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma baik norma
moral maupun norma hukum. Lalu norma-norma tersebut diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.[1]
Etika adalah sifat atau perilaku
yang dilakukan seseorang dimana baik atau buruknya, susila atau tidak susilanya
itu tergantung dari penilaian orang lain.[2]
Di era zaman modern ini angka
kejahatan dan masalah di Indonesia dibilang tidak ada habisnya. Tuntas satu
tumbuh seribu. Nilai-nilai Pancasila sudah semakin terkikis terutama di
kalangan generasi muda. Jika generasi muda didiri mereka sudah tercemin lagi
nilai-nilai Pancasila, bagaimana generasi selanjutnya?? Contohnya kasus KKN, narkoba, Kenakalan
Remaja, Kekerasan kepada anak, Asusila dan Tindak Kriminal. Ada salah satu kasus
yang baru-baru ini jadi topik perbincangan yaitu kasus korupsi e-KTP yang
dilakukan Setia Novanto yang merugikan Negara 2,3 M. bagaimana bangsa akan maju
jika contoh bagi penerus Negara seperti ini terus. Belum lagi globasasi yang
semakin hari semakin merajalela seakan-akan Negara Indonesia dijajah secara
halus oleh kemajuan teknologi. Contoh: HP yang terkadang membuat seseorang acuh
tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan film-film dewasa banyak ditiru oleh
anak-anak. Itulah kenapa kesadaran diri masing-masing serta perbaikan akhlak
sangat diperlukan dengan menghayati dan menerapkan apa yang terkandung dalam
nilai Pancasila itu sendiri.
Berangkat dari masalah-masalah
tersebut, kami membuat makalah ini agar para remaja, kami membuat makalah ini
agar para remaja bisa berfikir kritis serta berperan aktif dalam melaksanakan
nilai-nilai Pancasila serta bisa merevolusi mental.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Saja Nilai
Yang Terkandung Dalam Pancasila?
2.
Apa Saja Masalah Yang Dihadapi Bangsa Indonesia?
3.
Bagaimana Peran Pancasila Sebagai Solusi
Problem Bangsa?
C.
TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah :
1.
Mengetahui nilai-nilai Pancasila.
2.
Mengetahui masalah-masalah Indonesia
3.
Mengetahui Peranan Pancasila Sebagai
Solusi Problem Bangsa
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
NILAI-NILAI PANCASILA
Jika Pancasila adalah ideology
bangsa Negara Indonesia maka nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan pokok,
landasan fundamental bagi penyelenggara Negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima
nilai dasar yang fundamental. Sebagai suatu sistem nilai, maka lima dasar
Pnacasila tersebut pada hakikatnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Meskipun
dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu
kesatuan yang sistematis dan tak terpisahkan sehingga saling terkait antara
satu sila dengan sila yang lain.[3]
Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima sila Pancasila
tersebut menjadi 45 butir pengalaman sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan
Pancasila :
1.
Nilai Ketuhanan
-
Bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
-
Manusia Indonesia percaya dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
-
Mengembangkan sikap hormat menghormati
dan bekerjasam antara pemeluk agama dengan menganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
-
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Nilai Kemanusiaan
-
Mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
-
Mengembangkan sikap saling mencintai
sesama manusia.
-
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa
dan tepa salira.
-
Mengembangkan sikap tidak semena-mena
terhadap orang lain.
-
Menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
-
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
-
Berani membela kebenaran dan keadilan.
3.
Nilai Persatuan
-
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama
diatas kepentingan pribadi dan golongan.
-
Sanggup dan rela bekorban untuk
kepentingan Negara dan bangsa apabila diperlukan.
-
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah
air dan bangsa.
-
Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
-
Mengembangkan persatuan Indonesia atas
dasar Bhineka Tunggal Ika.
4.
Nilai Kerakyatan
-
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada
orang lain.
-
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
-
Musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi oleh semangat kekeluargaan.
-
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap
keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
-
Dengan iktikad baik dan rasa tanggung
jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
-
Didalam musyawarah diutamakan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
-
Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan,
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
5.
Nilai Keadilan
-
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
-
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
manusia.
-
Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
-
Menghormati hak orang lain.
-
Tidak menggunakan hak milik untuk
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
-
Suka bekerja keras.
-
Suka menghargai hasil karya orang lain
yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
B.
MASALAH INDONESIA
Seperti yang
kita ketahui di Indonesia erat dengan kasus korupsi, kerusakan lingkungan dan
dekadensi moral. Korupsi sendiri berarti setiap orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan
perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian negara.
Contoh kasus korupsi yang dilansir di website www.berita.suaramerdeka.com,
“Pengusaha asal Karangmojo Gunungkidul, Mardi Mulyo divonis satu tahun pernjara
dan denda Rp 50 juta subsider satu bulan kurungan. Direktur PT Kurnia Jaya
Mardi Mulyo (KJMM) itu dinyatakan terbukti melakukan korupsi sewa-menyewa
bantuan ekskavator di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul. Akibat
tindakannya, sesuai hasil audit BPKP, negara dirugikan sebesar Rp 74,1
juta.“Majelis menyatakan terdakwa terbukti melanggar pasal 3, pasal 18 UU No 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 55 ayat 1 ke-1
KUHP,” kata Humas PN Yogyakarta, Ikhwan Hendrato, Minggu (29/11). Ikhwan yang
juga ditunjuk menjadi ketua majelis hakim dalam penanganan perkara ini mengungkapkan,
perbuatan terdakwa tidak dilakukan seorang diri. Namun bersama mantan Kepala
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Bambang Sudaryanto yang
sebelumnya telah divonis 1 tahun 2 bulan penjara. Kasus ini bermula dari
pengadaan satu unit ekskavator dari Dirjen Budidaya Kementerian Kelautan dan
Perikanan pada tahun 2012. Alat ini diperuntukkan pengembangan perikanan dan
minapolitan kelompok pembudidaya ikan di Gunungkidul. Alat berat itu bukannya
dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok pembudidaya ikan, namun justru
disewakan. Dalam perjanjian yang ditandatangani Bambang dan terdakwa Mardi
Mulyo disebutkan bahwa biaya sewa alat Rp 600 ribu per hari. Ekskavator itu
disewakan selama periode delapan bulan sehingga totalnya mencapai Rp 102
juta.Atas putusan itu, penasihat hukum terdakwa, Teguh Sri Rahardjo menyatakan
masih pikir-pikir. “Kami menyayangkan majelis yang tidak mempertimbangkan
materi pledoi bahwa persewaan ekskavator itu diperbolehkan. Itu sesuai surat
dari Dirjen,” kata Teguh.Pihaknya juga menilai perkara ini lebih mengarah ke
tindak perdata karena ada perjanjian sewa-menyewa. Selain itu, kliennya telah
membayar uang rental sesuai perjanjian.”
Kasus
selanjutnya adalah kasus kerusakan lingkungan yang belum lama terjadi di
Kalimantan Barat, kebakaran hutan di wilayah Kalimantan menyebabkan kabut asap
menyebar tidak hanya di Kalimantan. Hal ini menyebabkan kabut asap sudah masuk
kategori darurat. Kabut asap menimbulkan dampak negatif diantara lain, yaitu
gangguan kesehatan, terganggunya jadwal penerbangan dan kerusakan lingkungan.[4]
C.
PERAN
PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PROBLEM BANGSA
Berikut adalah masalah-masalah yang terjadi di
Indonesia dan peran Pancasila sebagai solusi dari setiap masalah yakni sebagai
berikut
1.
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah utama yang melanda
Indonesia. Hampir di setiap sudut ditemukan pemukiman kumuh. Ada sekitar 30
juta rakyat Indonesia yang hidup sangat miskin. Penyebab utama kemiskinan
adalah ledakan penduduk yang tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk
tersebut ditambah lagi dengan kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.
Masalah ini dapat diatasi dengan menerapkan kesemua sila Pancasila terutama
sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama islam
apabila kita mendekatkan diri kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya dan Insya Allah akan memberikan kemudahan dalam
memperoleh rezeki yang halal dan dalam jumlah yang banyak. Namun perlu kita
sadari bahwa rezeki yang dikasi kepada kita bukan hanya seputar uang melainkan
kehidupan kekeluargaan yang harmonis, kesehatan, kebahagiaan, mendapatkan teman
atau tetangga yang baik dan lain-lainnya. Negara Indonesia seperti yang kita
ketahui mayoritas rakyatnya beragama islam. Apabila rakyat muslim Indonesia
memiliki iman yang kuat dan tidak goyah oleh godaan apapun dan tidak melupakan
sang Penciptanya maka negara ini memperoleh banyak rezeki dan akan terhindar
dari kemiskinan.
2.
Korupsi
Korupsi sangat merugikan negara. Mereka adalah
pencuri berdasi yang mengambil bukan haknya melainkan hak rakyat dan pencurian
uang itu tidak berjumlah sedikit miliaran bahkan triliunan. Negara kita pada
dasarnya memiliki kekayaan atau dana yang cukup untuk mensejahterkan rakyatnya
namun dikarenakan negara ini dikerumi oleh para koruptor sehingga uang negara
terbuang sia-sia dan mengakibatkan kesengsaraan bagi rakayt. Kurangnya efek
jera menjadi penyebab utama korupsi ini. Negara lain sudah menerapkan hukuman
berat bagi pelaku korupsi. Seperti di Arab Saudi yang dihukum potong tangan.
Bahkan Tiongkok menerapkan hukuman mati. Hukuman-hukuman diatas tidak dapat
diberlakukan di Indonesia dikarenakan adanya HAM. Mereka para koruptor yang
terbukti bersalah dihukum potong tangan ataupu hukuman mati dianggap melangar
HAM. Pertanyaannya apakah mereka yang mencuri uang rakyat dalam jumlah yang
besar bukan suatu pelanggaran HAM ? Permasalahan ini dapat diatasi oleh sila
pertama. Dalam hukum agama Islam orang yang mencuri atau mengambil hak orang
lain akan mendapatkan hukuman potong tangan agar tidak ada yang mengikuti jejak
orang tersebut ini adalah hukuman yang dapat memberikan efek jera. Para
koruptor tentu ada yang beragama Islam dalam KTP-nya nah hal ini dapat
diberlakukan hukuman potong tangan. Namun hal ini perlu pembuktian yang konkrit
dan dalam proses yang benar agar tidak terjadi kesalahan dalam menerapkan
hukum.
3.
Penegakan
Hukum yang Lemah
Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa
hanya rakyat kecil yang dihukum? Penyebabnya karena hukum di Indonesia masih
bisa dipermainkan. Orang kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Jangan
dulu melihat kasus-kasus hukum yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar
kita. Terutama saat ditilang polisi. Apa yang biasanya dilakukan? Tentu saja
menyuap polisi tersebut. Kalau terus saja dibiarkan begini, hancurlah
Indonesia. Hal ini dapat diatasi dengan mengamalkan Pancasila terutama sila
kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hukum yang tertulis maupun tidak
tertulis telah dibuat dengan banyak pertimbangan dengan hasil berupa peraturan yang
tegas namun dalam pelaksanaanya yang dilaksanakan oleh manusia sebagai pelaku
tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu sebelum menjalankan
aturan negara sebaiknya berbenah diri dahulu. Agar tindakan kita sesuai dengan
peraturan yang telah dibuat.
4.
Kualitas
Pendidikan yang Rendah
Sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan sangat
buruk. Biaya sekolah yang semakin mahal tidak sebanding dengan hasil yang
didapatkan. Memang siswa selalu lulus dengan nilai sangat baik, tetapi angka
tersebut hanya diatas kertas. Buktinya kualitas penduduk Indonesia masih sangat
rendah dibandingkan di negara lain. Tak heran kita selalu mendatangkan tenaga
ahli dari luar negeri sementara kita selalu mengirim tenaga kerja ke luar
negeri sebagai buruh atau pembantu. Kualitas pendidikan dinegara Indonesia
memang tergolong rendah hal ini disebabkan tingkat kepedulian yang lemah antara
sesama masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dikendalikan oleh penerapan sila
keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan. Pemerintah berperan penting dalam hal ini,
kondisi bangunan sekolah di beberapa daerah sudah tidak layak di jadikan gedung
sekolah. Daripada memberi tunjangan kepada anggota DPR lebih baik dana tersebut
dipergunakan untuk memperbaikan sekolah-sekolah beserta fasilitasnya dan
membangun jembatan menuju dari lingkungan pemukiman menuju sekolah yang
dibatasi oleh sungai. Selain itu sistem pendidikan di Indonesia yang menekan
siswanya untuk belajar dalam jangka waktu yang sangat panjang. Hal ini sama
sekali tidak efektif bagi siswa karena dalam dunia pendidikan mereka juga
dibebani dengn tugas yang banyak yang belum lagi mereka dituntut untuk
mengikuti berbagai ekstrakulikuler, organisasi dan kegiatan lainnya. Hal ini
membuat sebagian siswa merasa terbebani hingga memutuskan tidak sekolah dan ada
yang merasa stress karena terlalu banyak beban yang ditimpakan kepadanya.
Pemerintahan hanya membuat sistem dan kulikulum namun mereka tidak merasakan
betapa beratnya kebijakan tersebut.
5.
Pengelolaan
Sumber Daya Alam yang Buruk
Sampai sekarang kita tidak bisa mencapai swasembada
beras. Padahal Indonesia adalah negara agraris yang sangat luas. Namun karena
kesejahteraan petani tidak pernah diperhatikan, banyak dari mereka yang menjual
lahan pertaniannya dan dialih fungsikan menjadi perumahan. Kita juga tidak
pernah menikmati hasil bumi kita yang melimpah secara utuh. Justru pihak asing
yang mengelola dan mengambil hasil pertambangan kita, sedangkan kita hanya
mendapatkan pemasukan dari pajak dan upah buruh. Hal ini juga dapat diatas
dengan sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya
pemerintah membuat suatu program dukungan kepada petani memberikan segala yang
dibutuhkan petani agar menumbuhkan semangat mereka untuk menanam padi di lahan
negara. Hal ini jelas akan membantu perekonomian negara kita tidak perlu lagi
membeli beras dari negara lain. Seharusnya pemerintah menjaga keutuhan negara
termasuk lahan masyarakat agar pengusaha asing tidak membeli tanah mereka.
Apabila mereka menjual tanah, mereka tidak dapat merasakan kehidupan yang
makmur dalam jangka waktu yang lama sedangkan jika mereka tidak menjual tanah
dan memanfaatkan lahannya untuk bertani maka itu lebih bermanfaat dan akan
menjamin kehidupannya lebih lama.
6.
Kasus
SARA yang Merajalela
Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa
dan agama yang beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman
sudah rukun. Tetapi di beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut
SARA. Seperti meminta seorang pemimpin untuk turun hanya karena agamanya tidak
sama dengan agama mayoritas, perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian
antar suku, dan saling ejek antar agama di dunia maya. Jika masalah ini
dibiarkan terjadi, maka akan terjadi disintegrasi bangsa dan sangat berbahaya
bagi kedaulatan bangsa. Hal ini dapat dikendalikan dengan sila ketiga Persatuan
Indonesia. Negara ini kaya akan kebudayaan yang berbeda namun ini kembali pada
kita semua tugas kita sebagai sesama bangsa Indonesia yang memiliki latar
belakang dan tujuan yang sama, kita memiliki nasib yang sama. Sebagai mahasiswa
yang memiliki pendidikan tinggi dapat membantu hal ini dengan kuliah kerja
lapangan yang dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kita dapat menyebarkan nilai-nilai
Pancasila, rasa nasionalisme yang tinggi, rasa persatuan dan kesatuan yang
tinggi karena kita memiliki tujuan dan latar belakang yang sama meskipun kita
dibedakan oleh suku, ras dan agama hal itu tidak dapat memisahkan nasib kita.
Hal ini kita sebarkan kepada mereka yang jauh dari perhatian pemerintahan.
Walaupun hal ini memiliki tanggung jawab yang besar dan resiko yang tinggi.
Bisa saja dalam penyebaran kebaikan untuk memperkuat rasa persatuan, kita harus
mempertaruhkan keselamatan dan nyawa seperti halnya di daerah pulau Papua.
7.
Kesenjangan
Sosial
Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang
kaya akan tetap kaya sampai tujuh turunan, sedangkan orang miskin tetaplah
miskin walau sekeras apapun dia bekerja. Tidak hanya itu mereka yang kaya tidak
merasa puas apalagi bersyukur akan harta yang mereka miliki. Begitu pula dengan
orang-orang yang berada di kalangan bawah merasa susah menjalankan hidup
akhirnya mereka melakukan hal-hal yang seharusnya mereka tidak lakukan yang
mengakibatkan marak kriminalitas di Indonesia. Hal ini dapat dikendalikan dengan
sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah
sebaiknya mengendalikan hal ini dengan membatasi kekayaan orang-orang kaya di
Indonesia. Mereka yang memiliki uang tidak terhingga melebihi kebutuhan akan
dirinya lebih baik menyumbangkan hartanya kepada masyarakat. Pengusaha yang
kaya di undang dalam suatu perkumpulan untuk melakukan bantuan kepada rakyat
Indonesia. Namun perlu diingat sebagai orang yang memiliki keungan yang tinggi
tidaklah sepatutnya berbangga dan menyombongkan diri apalagi merendahkan rakyat
miskin.
8.
Kemacetan
Di beberapa kota besar di Indonesia, kemacetan sudah
menjadi hal yang lumrah. Kemacetan disebabkan oleh penggunaan kendaraan
bermotor yang meningkat dan banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan
bermotor ketimbang bersepeda walaupun jarak tempuhnya cukup dekat. Contohlah
Singapura dimana penduduknya setiap hari menggunakan angkutan umum dan mau
berjalan menuju tempat kerjanya. Hal ini dapat dikendalikan dengan mengamalkan
sila kedua Kemanusian yang adil dan beradab. Andai saja kita memiliki jiwa
kepedulian yang tinggi, menahan diri dari keinginan yang membuat kita bersifat
boros, berjiwa mau mengalah, kedisiplinan yang tinggi serta keinginan untuk
sehat yang tinggi maka kemacetan tidak akan dijumpai dinegara kita. Mereka yang
perduli sesama akan menolong siapapun tanpa pamrih saat berkendara baik itu
angkotan umum, maupun pribadi. Sebaiknya pemerintah menekan angka kemacetan
dengan melarang setiap warga negara Indonesia yang mempunyai mobil lebih dari
satu atau sesuai dengan kebutuhan saja tidak untuk dikoleksi atau tidak
memberikan mobil kepada anak yang dibawah umur untuk pergi kesekolah. Biarkan
anak sekolah atau mahasisa pergi ke tempat pendidikannya menggunakan angkotan
umum atau bahkan jika jaraknya tidak terlalu jauh maka lebih baik jalan kaki
atau bersepeda selain menumbuhkan rasa displin yang tinggi karena harus bangun
dan pergi pagi ke sekolah agar tidak terlambat mereka juga akan merasakan
manfaatnya bagi kesehatan.
9.
Pengangguran
Angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Bahkan
orang-orang pengangguran kebanyakan sudah sarjana. Pengangguran menjadi
penyebab utama kemiskinan. Kurangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu
penyebab terjadinya pengangguran. Sebaiknya penganggur tersebut menjadi
pengusaha. Banyak sekali pengusaha sukses yang awalnya adalah seorang
pengangguran. Permasalahan kali ini dapat teratasi dengan mengamalkan sila
keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan. Tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintahan
yaitu membuka dan menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya bukan menutup mata
pencarian atau bahkan menggantinya dengan tenaga kerja asing. Pemerintah juga
tidak dapat menyalahkan rakyatnya sebab hal ini merupakan tanggung jawab
pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dengan cara apapun yang halal
misalnya bekerja sama dengan pengusaha asal negeri kita untuk membuka sebuah
perusahaan yang membutuhkan banyak karyawan pribumi. Contohnya industri rokok
meskipun membahayakan kesehatan rakyat Indonesia yang mengonsumsinya namun
industri ini banyak meraup karyawan pribumi. Selain itu tindakan yang harus
dilakukan rakyat sebaiknya tidak bermalas-malasan tetapi terus berusaha
memperoleh rezeki dengan cara yang sebaik-baiknya.
10.
Banyak
Daerah yang Kurang Diperhatikan
Banyak sekali terdapat daerah tertinggal di negara
ini terutama di kawasan dekat perbatasan negara dan bagian timur Indonesia.
Pembangunan cenderung berpusat di sekitar pulau Jawa, Sumatera, dan Bali saja.
Mungkin karena hanya daerah tersebut yang paling potensial. Tetapi sebaiknya
pemerintah memperhatikan daerah lain. Siapa tahu daerah yang kurang
diperhatikan tersebut sebenarnya sangat berpotensi bagi pembangunan negara.
Permasalahan terakhir ini cenderung lebih mengarah kepada sila kelima yakni
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya pemerintah mengambil
pelajaran dari setiap kasus daerah yang ingin memisahkan diri, intropeksi diri
tidak hanya dilakukan di kalangan masyarakat namun juga pemerintah. Tentu saja
daerah-daerah yang ingin memisahkan diri memiliki alasan tersendiri salah
satunya ketidakadilan pemerintah dalam memperhatikan daerah yang menjadi
tanggung jawabnya. Pemerintah juga tidak dapat menyalahkan rakyat dalam kasus ini
sebab yang mesti memperhatikan rakyatnya adalah pemimpin rakyat tersebut
bukannya rakyat yang mengemis meminta perhatian dari pemerintah.[5]
Begitu banyak
masalah menimpa bangsa ini seperti yang telah diuraikan di atas. Korupsi,
kerusakan lingkunan sebenarnya berhulu pada dekadensi moral. Dekadensi moral
sendiri berarti krisi moral. Tragisnya, sumber masalah justru berasal dari
badan-badan yang ada di negara ini, baik eksekutif, legislatif maupun
yudikatif, badan-badan inilah yang seharusnya mengemban amanat rakyat. Setiap
hari kita disuguhi berita-berita miring yang dilakukan oleh orang-orang yang
dipercaya rakyat untuk menjalankan mesin pembangunan ini. Sebagaimana telah
dikatakan bahwa moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi krisis.
Jika krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula
krisis dapat diatasi.
Menurut kami permasalahan tersebut
sangat bertentangan dengan nilai Pnacasila :
1.
KKN (korupsi,kolusi,nepotisme), Perbuatan korupsi sangat
bertentangan dengan sila kesatu(Ketuhanan Yang Maha Esa). Dimana dalam praktek
pencurian uang tersebut, mereka tidak percaya lagi bahwa Allah selalu
memperhatikan hamba-hambanya dan malaikat raqib dan atid yang senantiasa selalu
mencatat amal mereka.
Karena melanggar sila pertama, KKN
tersebut pun melanggar sila yang lain. Karena sila pertama adalah pokok dari
sila-sila yang lain. Seperti korupsi yang dilakukan para pejabat, yang juga
bertentangan dengan sila ke-2 dan sila ke-5.
2.
Narkotika. Contoh penggunaan sabu-sabu. Karena sabu-sabu adalah
barang yang agak murah, maka para remaja banyak menggunakannya. Kecanduan akan
sabu-sabu tersebut, membuat si pengguna akan berpikir bagaimana caranya mereka
mendapatkan barang tersebut, yang mendorong mereka untuk mencuri ketika tidak ada
penghasilan uang lagi yang bertentangan dengan sila ke-1. Perasaan mereka yang
mudah tersinggung, akan membuat mereka melakukan kekerasan kepada orang lain
dan berakibat membuat keresahan pada masyarakat. Perbuatannya ini sangat
bertentangan dengan nilai kerakyatan dan kemanusiaan.
Cara pencegahan dan mengatasi
masalah KKN dan Narkotika
1.
Diri sendiri
Kita
mau memulai hal yang baik, harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
Kita mulai mengerti, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai
Ideologi kita. Terutama sila pertama, kita harus membentingi dan meningkatkan
iman serta taqwa kita secara terus menerus.
2.
Lingkungan keluarga
Lingkungan
keluarga sangat besar perannya bagi tingkah laku anak-anak. Sosok ayah yang
jadi pemimpin keluarga dan ibu sebagai pemimpin anak-anak. Akan selalu menjadi
sarana anak-anak untuk belajar.
3.
Lingkungan pergaulan
Ketika
anak sudah mulai remaja, maka lingkungan pergaulan lah yang sangat mempengaruhi
mereka. Terkadang keluarga sudah mendidik dengan baik, namun karena pergaulan
yang bebas dan anak merasa ini loh sahabat gue. Membuat mereka terjerumus pada
lingkungan yang salah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Nilai Pnacasila terdiri dari : Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan,
Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan, Nilai Keadilan. Permasalahan yang di
ibaratkan sudah membudaya dan pohon besar, yang tumbuh ratusan tahun, serta
memiliki akar yang sangat kokoh adalah KKN dan Narkotika. Badan yang di bentuk
pemerintah adalah BNN dan KPK.
Negara kita adalah negara yang memiliki Pancasila
dengan kelima silanya yang mengandung makna-makna dari setiap cerminan
kehidupan rakyat Indonesia. Namun seiring dengan pertumbuhan bangsa ini muncul
berbagai masalah didalamnya. Kesepuluh masalah ini tidak mencakup seluruh
problem dalam negara Indonesia sebab masih banyak lagi masalah selain
kemiskinan, korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas pendidikan yang
lemah, pengelolaan sumber daya alam yang buruk, kasus SARA yang merajalela,
kesenjangan sosial, kemacetan, pengangguran, dan banyak daerah yang kurang
diperhatikan
Semua permasalahan di Indonesia adalah bentuk
penyimpangan dari setiap sila-sila Pancasila. Oleh karena itu cara untuk
mengatasi 10 permasalahan tersebut hanyalah kembali kepada Pancasila. Apabila
Pancasila tidak hanya dijadikan dasar negara dan slogan saat kita bicara
melainkan menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan maka semua permasalahan diatas
dapat diatasi bahkan dapat dihindarkan dengan diiringi oleh doa serta izin dari
sang Pencipta.
B.
SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut,
kami menyarankan agar pembaca lebih memahami tentang pentingnya memahami
tentang etika Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan menambah wawasan bagi pembaca. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Munir, dkk,. 2016. Pendidikan Pancasila. Jatim: Madani Media.
Kattsoff, Louis O. 1986. Pengantar Filsafat. Dialihbahasakan
oleh Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
http://zakiyuddinaslamsyah.blogspot.com/2018/03/makalah-pancasila-pancasila-sebagai.html?m=1
Diakses Pada Tanggal 27 Oktober 2019 Pukul 12.30 WIB
http://winanurani.blog.institutpendidikan.ac.id/2018/06/11/makalah-pancasila-sebagai-solusi-problem-bangsa/
Diakses Pada Tanggal 28 Oktober 2019 Pukul 22.00 WIB
[1] Munir, dkk, 2016, Pendidikan
Pancasila Madani Media, Jatim, cet.III, hal.118.
[2] Louiss Okattsoff, pengantar
Filsafat, dialihbahasakan oleh Soejono Soemargono, tiara wacana, Yogyakarta,
1986, hal.119.
[3] Kaelan, Pendidikan Pancasila,
Penerbit Paradigma, Yogyakarta, 2013, hal.79..
[4] http://zakiyuddinaslamsyah.blogspot.com/2018/03/makalah-pancasila-pancasila-sebagai.html?m=1 Diakses Pada
Tanggal 27 Oktober 2019 Pukul 12.30 WIB
[5] http://winanurani.blog.institutpendidikan.ac.id/2018/06/11/makalah-pancasila-sebagai-solusi-problem-bangsa/ Diakses Pada
Tanggal 28 Oktober 2019 Pukul 22.00 WIB
0 komentar: