makalah kepemimpinan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan sebagai
salah satu fungsi manajemen tidak lain “merupakan suatu kiat atau kewibawaan
yang mampu menggerakkan orang lain baik secara perseorangan maupun kelompok di
dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk
melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan rumusan pengertian
kepemimpinan secara sederhana tersebut, memberikan makna bahwa dalam lingkup
kepemimpinan mengandung banyak dimensi : tugas dan fungsi kepemimpinan,
criteria keberhasilan, sumber, syarat yang perlu dipenuhi oleh seorang
pemimpin, serta kemampuan professional dalam mewujudkan tugas dan fungsi
kepemimpinan.
Dalam kerangka
manajemen, kepemimpinan berfungsi sebagai salah satu piranti penggerak,motor
atau motivator sumber daya yang ada dalam organisasi, sehingga peran
kepemimpinan diharapkan mampu mendinamisasikan organisasi dalam mencapai
tujuan.
Melalui pembinaan dan
pengembangan diri kepada para pelaku kepemimpinan diharapkan memiliki kualitas.
Mampu memahami dan
menghayati tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Sebab dengan memahami
dan menghayati tugas dan tanggung jawab kepemimpinannya diharapkan pola pikir,
sikap dan perilakunya dapat : merumuskan atau mendefinisikan misi organisasi
yang diembannya.
·
Berperilaku mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.
·
Memelihara keutuhan serta mengembangkan organisasi.
·
Menghindarkan atau menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dalam
organisasi.
·
Kemampuan menciptakan kesadaran dan tanggung jawab orang-orang yang
menjadi tanggung jawabnya (anggota), sehingga setiap orang yang menjadi
tanggung jawabnya merasa dengan sadar sebagai bagian dari kehidupan organisasi
yang dipimpinnya.
·
Kemampuan menciptakan etos kerja yang tinggi sebagai pencerminan dari
rasa ikut memiliki, melaksanakan dan mengamankan tugas dan tanggung jawabnya.
·
Kemampuan menimbulkan dinamika organisasi yang dipimpinnya sesuai laju
perkembangan, kebutuhan dan ilmu serta tehnoligi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Kepemimpinan?
2.
Bagaimana
Tori para ahli tentang Kepemimpinan?
3.
Apa Pengertian
Pemimpin?
4.
Apakah
Tugas-tugas Pemimpin?
5.
Bagaimanakah
Strategi Kepemimpinan Yang Efektif?
6.
Bagaimana Perinsip-prinsip Kepemimpinan?
BAB II
PEMBAHSAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Sebelum membahas tentang
macam-macam peran kepemimpinan terlebih dahulu kita akan memaparkan tentang
pengertian peran kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan adalah adalah
proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke
arah pencapaian tujuan[1]. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja
untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan
bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan
sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan penertian manajemen adalah
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya
dari anggota organsasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujaun organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya[2].
Hampir setiap literatur-literatur tentang
kepemimpinan memberikan gambaran yang ideal tentang kepemimpinan. Hal ini dapat
dimengerti, karena masnusia membutuhkan kepemimpinan itu. Dan dari waktu ke
waktu kepemimpinan menjadi tumpuan harapan dari manusia, sehingga dewasa ini
masalah kepemimpinan semakin menarik perhatian banyak kalangan terutama dalam
kajian komtemporer, sebab kepemimpinan memiliki dimensi yang luas.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia,
kepemimpinan adalah perihal memimpin; cara memimpin. Kepemimpinan bisa
dirumuskan sebagai kiat mempengaruhi orang banyak agar mau bekerjasama
memperjuangkan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai[3].
Rebecca kemudian menambahkan bahwa seoarng pemimpin adalah penggerak ke arah
usaha bersama yang terorganisasi. Ia merupakan agen atau pelaksana dari suatu kekuasaan yang menggunakan
dirinya.
Kusnadi
mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak saja berarti pemimpin dan mempengaruhi
orang-orang, tetapi juga pemimpin terhadap perubahan dan sumber aspirasi serta
motivasi bawahan[4].
Winardi
mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri
seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam, faktor-faktor intern
maupun ekstern, diantaranya meliputi orang-orang; bekerja dari sebuah posisi
organisatoris; dan timbul dalam sebuah situasi yang spesifik. Sehingga kepemimpinan timbul, apabila ketiga faktor tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain yaitu situasi dan posisi ada, orang-orangnya juga
ada[5].
Beberapa implikasi dari berbagai definisi
adalah :
1.
kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu pengikut.
Sebagai akibat dari kesediaan menerima petunjuk dari seorang pemimpin. Anggota
kelompok harus dapat memahami status pemimpinnya yang memungkinkan proses
kepemimpinan berjalan dengan baik.
2.
Kepemimpinan
melibatkan kekuasaan yaitu kemampuan untuk menggunakan pengaruh artinya
kemampuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku individu atau kelompok.
3.
Kepemimpinan melibatkan pengaruh (influence)
yaitu tindakan tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku
individu dan kelompok.
Gitosudarmo dan Sudita mengartikan bahwa kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi,
karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama, untuk dicapainya tujuan
organisasi[6].
Dari pengertian ini kepemimpinan didefinisikan sebagai salah satu proses
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam
situasi tertentu.
Dari definisi ini, nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu
proses, bahwa orang yang meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi
untuk menghasilkan prestasi dan kepuasan. Maka kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau upaya untuk memotivasi atau
mempengaruhi orang lain agar mau bekerja atau bertindak ke arah pencapaian
tujuan organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan merupakan tindakan
membuat sesuatu menjadi kenyataan[7].
Idealnya seorang pemimpin itu memegang kekuasaan sesuai
dengan bidang dan keahlian dan bakatnya. Sebab tanpa hal tersebut, seorang
pemimpin akan menemui kesulitan dalam melakukan koreksi terhadap dirinya
sendiri, kesulitan mawas diri dan kesulitan membedakan mana yang benar dan mana
yang salah. Sehingga secara rasional pemimpin dituntut kepandaiannya untuk
memimpin jalannya perkumpulan yang berada dalam wewenangnya sesuai dengan misi
perkumpulan itu dibentuk secara bersama[8],
misalnya sebuah desa idealnya dipimpin oleh kepala desa.
Berdasarkan
pengertian yang dikemukakan tersebut, esensi kepemimpinan adalah
”Kepengikutan”, dalam arti bahwa yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin
adalah jika adanya kemauan orang lain untuk mengikutinya. Dengan demikian
secara umum dan sederhana kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses
mempengaruhi orang lain sedemikian rupa, sehingga mereka mau melakukan usaha
atau keinginan usaha atau keinginan untuk bekerja dalam rangka pencapaian suatu
tujuan.
2.2 Tori para ahli tentang
Kepemimpinan
Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad
18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli, antara lain:
- Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
- Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
- Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
- Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
- Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
2.3 Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari
manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat
dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama[9].
2.4 Tugas-tugas Pemimpin
Menurut
James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1.
Pemimpin bekerja dengan
orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan
orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain
dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2.
Pemimpin adalah tanggung
jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3.
Pemimpin menyeimbangkan
pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf.
Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
4.
Pemimpin
harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan
seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5.
Manajer adalah seorang
mediator
Konflik selalu terjadi pada
setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.
Pemimpin adalah politisi
dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu
mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7.
Pemimpin membuat keputusan
yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg,
Peran Pemimpin adalah :
- Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
- Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
- Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
2.5 Strategi
Kepemimpinan Yang Efektif
Kepemimpinan adalah aktivitas
untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Disini dapat ditangkap suatu pengertian bahwa jika seseorang
telah mulai berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka di sini
kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai.
Banyak sekali faktor yang
harus dipertimbngkan untuk menciptakan kepemimpinan yang efektif. Berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut umumnya sangat sulit untuk diukur
dan sebagian lagi sangat sulit pula untuk dikenali.
Kusnadi, dkk (2005:354)
menyatakan bahwa di dalam mengembangkan profil kepemimpinan, maka sangat
penting untuk memperhatikan posisi pemimpin di dalam organisasi. Asumsi apa
yang akan dipegang oleh pemimpin dalam mengelola anak buahnya di dalam
organisasi agar mau bekerja secara efektif dan efisien.
Dalam kedudukannya sebagai
pemimpin di dalam kelompok sosial termasuk masyarakat, seorang pemimpin akan
dituntut oleh beberapa hal, yang meliputi kumpulan peran yang kompleks, dan
demikian pula fungsinsya. Dalam keluasan fungsi dan peran, seorang pemimpin
dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para pengikutnya,
sesuai dengan kedudukan yang ada dan berlaku.
Dalam hubungannya dengan
perilaku pemimpin ini, Goleman (2003:2, http://blogspot.com/2008/01/kepemimpinan-dalam-manajemen.html) menjelaskan ada dua hal yang biasanya
dilakukan olehnya terhadap pengikut, yakni : perilaku mengarahkan dan perilaku
mendukung. Perilaku mengarahkan hanya dalam komunikasi satu arah, sedangkan
perilaku mendukung diartikan dalam komunikasi dua arah. Oleh karena fungsi
kepemimpinan yang lazim ialah membuat keputusan, maka gaya kepemimpinan
tersebut akan tampak jika dipraktekkan dalam hal melakukan pembuatan keputusan.
Posisi kontrol atas pemecahan masalah atau pembuatan keputusan dipegang
bergantian antara pemimpin dan bawahannya, sehingga penampilan, bobot, dan
perilakunya disenangi dan diterima oleh bawahannya. Bawahan
menyukainya dan menganggapnya sebagai sumber informasi, dan tempat bertanya. Pemimpin sering mendiskusikan masalah
bersama-sama bawahan, sehingga tercapai kesepakatan. Pembuatan keputusan
didelegasikan kepada bawahan. Sumber kekuasaan yang ada padanya kekuasaan
keahlian dan informasi.
Demikianlah inti pokok
pembicaraan kepemimpinan dalam hubungannya dengan kekuasaan. Kedua istilah ini
pemimpin atau kepemimpinan dengan kekuasaan mempunyai relevansi yang sukup
tinggi. Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi perilaku orang
lain. Untuk mempengaruhi membutuhkan kekuasaan. Sedangkan kekuasaan itu sendiri
merupakan potensi pengaruh dari seorang pemimpin.
Anoraga (2001:22) mengemukakan
bahwa pemimpin mempunyai tugas untuk memimpin dan mengendalikan hal-hal detail
dan spesifik, juga ia mengendalikan hubungan internal di dalam kelompoknya,
karena pada dasarnya dalam suatu kelompok manusia selalu mengadakan interaksi.
Pemimpin mempunyai tugas untuk menjadi pengamat dan pengendali kelancaran
hubungan-hubungan yang terjadi. Melalui kelancaran dan kebaikan
hubungan-hubungan antar manusia, kecakapan untuk mengadakan komunikasi dan
mendidik, kecakapan sosial, serta kemampuan teknis yang meliputi penganalisass
situasi menjadi tuntutan bagi dirinya sebagai pemimpin.
Di dalam kedudukan sebagai
seorang pemimpin, pengaruh keadaan sekitar tetap tidak dapat dilepaskan sama
sekali, baik pengaruh dari dalam, maupun pengaruh dari luar kelompok atau
organisasinya. Atas pengaruh-pengaruh yang
ada, maka dalam pembuatan kebijakan akan terdapat tiga sumber penting.
Sebagaimana yang dikemukakan Anoraga (2001:23)
yaitu :
·
Bersumber
dari pihak yang lebih berkuasa, termasuk di dalamnya aturan-aturan yang berada di luar kelompoknya akan tetapi tetap memberikan pengaruh terhadap
kehidupan kelompoknya.
·
Bersumber
dari pihak bawahan, bagaiman juga bawahan sebagai pengikut, tetap memegang
peran yang tidak kecil dalam menentukan pencapaian tujuan bersama.
·
Bersumber
dari dirinya selaku pemimpin, maka sebagai seorang pemimpin otonomi dipegangnya
untuk menetapkan keputusan mengenai suatu kebijakan yang akan diambil.
Dari pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa melalui wewenang yang luas, pemimpin mempunyai ruang gerak yang
luas pula. Ketajaman pandangan pengikut terhadap pimpinannya bukan merupakan hal
yang luar biasa. Sorotan dan penilaian terhadap diri pemimpin dapat terjadi.
Sejauh itu pula kebaikan dan keburukan yang dilakukan pimpinan menjadi
perhatian para pengikut. Terlepas dari baik dan buruk, tentunya sikap, tindak
dan cara dari seseorang pemimpin, diharapkan dapat dijadikan contoh atau
teladan untuk ditiru dan diikuti oleh para pengikutnya. Tingkat penilaian yang
dihasilkan oleh para pengikut, dapat mencerminkan akan kebaikan atau keburukan
kelompok secara keseluruhan. Atas dasar pandangan-pandangan ini pemimpin selaku
tokoh dengan tingkat wewenang yang tinggi mendapatkan penilaian dari para
pengikut melalui pencerminannya, maka dapat dianggap bahwa seorang pemimpin
mencapai menempati kedudukan sebagai lambang dari kelompoknya. Cap terhadap kelompok
secara menyeluruh, dapat timbul dan terbentuk dari cap yang diterapkan terhadap
pimpinannya secara tersendiri.
Dalam keadaan yang demikian turut memegang peran dalam
masalah kedudukan seorang pemimpin. Kesediaannya menerima kesalahan turut memegang peran dalam masalah
kedudukan sebagai pemimpin. Mengakui kesalahan tidak berarti pula menurunkan
derajat pimpinan, melainkan menaikkan tingkat derajat seorang pemimpin,
daripada mencari alasan-alasan yang tidak masuk akal hanya untuk menutupi
kesalahan yang memang salah.
Anoraga (2001:24) berpendapat
bahwa kecakapan-kecakapn yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin, tidak
terlepas pula dari masalah kepribadian itu sendiri. Masalah kepribadian
pemimpin, mempunyai kemungkinan pula untuk dibentuk dalam diri setiap orang,
demikian dengan kecakapan-kecakapan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin.
Dengan demikian peran-peran
dari seorang pemimpin seperti disebutkan di atas, dapat dikatakan sebagai suatu
bagian terkecil dari tunututan-tuntan yang timbul terhadap dirinya. Peran-peran
itupun menuntut pula berbagai masalah yang menyangkut kecakapan dan kemampuan,
serta kepribadian tertentu yang kompleks sifatnya.
John Kotter, (dalam
http://transdimensi.blogspot.com/2008/07/teori-kepemimpinan.html) mengatakan bahwa
kepemimpinan yang efektif pada tingkat manajemen senior memerlukan pengetahuan
yang luas tentang dunia usaha, kedekatan dengan bawahan, reputasi yang tak
tercela, memiliki pengalaman yang kuat, integritas yang tinggi, enerjetik dan
memiliki kemauan yang keras untuk memimpin. Pemimpin tipe-tipe ini, juga harus
mampu mengantisipasi kondisi yang akan datang, membangun citra budaya korporat,
serta mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi yang optimal. Untuk menjadi
pemimpin yang efektif di
masa mendatang diperlukan persyaratan yang lebih komplek.
Dari sini, dapat dilihat bahwa
tanpa aktivitas, memimpin, mengubah dan mengendalikan perilaku bawahan, maka
seorang bawahan akan bersikap terus selamanya seperti di masa lampaunya.
Organisasi yang berhasil memiliki sebuah siri utama yang membedakannya dengan
organisasi yang tidak berhasil yaitu kepemimpinan yang dinamis dan efektif.
Kepemimpinan yang konsisten
menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya
dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak
langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam
menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan prinsip pertama adalah
menumbuh kembangkan kepercayaan dan keyakinan dalam merubah kesadaran inderawi
ke tingkat yang lebih baik ; prinsip kedua adalah memberi saling menghormati
dan menghargai orang lain ; prinsip ketiga adalah memiliki kemampuan dalam
kedewasaan rohaniah, sosial, emosional dan intelektual.
Dengan pemahaman itu
diharapkan menjadi daya dorong untuk bersikap dan berperilaku bahwa “dapatkah
kepemimpinan anda dan pengikutnya mencapai keberhasilan untuk tetap memiliki
“integritas” dalam usaha-usaha membangun budaya organisasi yang kuat sebagai
wahana untuk melaksanakan transformasi dalam perubahan sikap dan perilaku untuk
mengikat diri kita bersama dan membangkitkan jiwa kepuasaan di dalam diri kita.
2.6 Perinsip-prinsip Kepemimpinan
Menurut Stephen
R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi,
realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan
berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk
yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung
kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana,
dan kekuatan.
Karakteristik seorang pemimpin
didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal,
tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis,
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk
sebagai sumber belajar.
2.
Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi
melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir
sebagai tujuan utama. Dalam memberi
pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.
Membawa energi yang positif
Setiap orang
mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada
keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan
energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan
mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang
positif, seperti :
a. Percaya pada orang lain
Seorang
pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka
mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,
kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b.
Keseimbangan dalam
kehidupan
Seorang
pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip
kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan
rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan
akherat.
c.
Melihat kehidupan sebagai
tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan
berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab
kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang
datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif,
ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan
satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan
lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok
dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah
satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja
secara perorangan. Seorang
pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman
sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri
untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari
beberapa komponen yang berhubungan dengan:
a.
Pemahaman materi;
b.
Memperluas materi melalui
belajar dan pengalaman;
c.
Mengajar materi kepada orang
lain;
d.
Mengaplikasikan
prinsip-prinsip;
e.
Memonitoring hasil;
f.
Merefleksikan kepada hasil;
g.
Menambahkan pengetahuan baru
yang diperlukan materi;
h.
Pemahaman baru;
i.
Kembali menjadi diri sendiri
lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah,
karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
1.
kemauan dan keinginan sepihak
2.
kebanggaan dan penolakan;
3.
ambisi pribadi.
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan
pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk
mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembahasan makalah
ini, adalah sebagai berikut :
·
Pemimpin pada hakikatnya adalah
seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di
dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin
memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan
dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
·
Tugas
pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi : menyelami kebutuhan-kebutuhan
kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis
dan yang benar-benar dapat dicapai, Pemimpin yang
efektif adalah pemimpin yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat
menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya
suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu
kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama
yang telah ditetapkan.
3.2 Saran
Berdasarkan pada uraian
tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
·
Hendaknya
para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan
aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan
pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
·
Dalam
membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin
memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam
pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
·
Pemimpin
hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
Daftar
Pustaka
Anoraga Pandji. 2001. Psikologi
Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta
Aliminsyah &
Pandji, 2004, Kamus Istilah Manajemen, Bandung
: CV. Yrama Widya
Cravens David, 2001, Pemasaran Strategis,
Jakarta : Erlangga
Gitosudarmo Indriyo & I Nyoman Sudita. 2000. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : BPFE
Goleman, Daniel. 2003. Kepemimpinan Yang Mendatangkan Hasil. Yogyakarta : Amara Books. Online : http://ummuathiyya.blogspot.com/2008/01/
kepemimpinan-dalam-manajemen.html. Diakses : 20 Februari 2009
John Kotter, 2008. Teori Kepermimpinan . Online :
http://transdimensi.blogspot. com/2008 /07/teori-kepemimpinan.html. Diakses :
20 Februari 2009
Kartono (http://kawakib06.multiply.com/journal/item/6/Makalah-Kepemimpinan-dalam-Manajemen-Pendidikan). Diakses : 20 Februari 2009
Kotler Philips, 2004, Analisis
Perencanaan Implementasi dan Kontrol, Jakarta : Prenhalindo
Kusnadi dkk. 2005. Pengantar Manajemen (Konsepsual
& Perilaku). Malang : Univeritas Brawijaya
Rebecca 2007. Kepemimpinan
Yang Efektif. Online : http://vianney-jkt.sch. id/a185m23s/kepemimpinan-yang-efektif.html.
Diakses : 20 Februari 2009
Winardi. 2000. Kepemimipinan dalam Manajemen.
Jakarta : Rineka Cipta
[1] Stogdill, 1948
[2] James A.F. Stoner
[3] Rebecca “Analisis Perencanaan
Implementasi dan Kontrol”(dalam
http://vianney-jkt.sch.id/a185m23s/
kepemimpinan-yang-efektif.html)
Terima kasih atas informasi
BalasHapusOur link building services are designed to boost the authority of websites following a data-driven process. Drive more traffic to target landing pages with our link building services, get noticed by the right audience, and position brands higher on search engine results.
BalasHapusSEO Backlinks
PG Slot! pg ฝาก20รับ100 AREAGAME88.COM โปร PG Slot สล็อต PG SLOT โปรโมชั่น
BalasHapusสล็อตวอเลท pg ฝาก20รับ100 ถอนไม่อั้น วอ เลท ล่าสุด เว็บตรง ด้วย ระบบฝากถอนอัตโนมัติ