Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

dasar-dasar manajemen tentang manager sebagai pengambil keputusan

0 komentar




MAKALAH DASAR-DASAR MANAJEMEN
 


Tentang
MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN


DISUSUN OLEH :
·        MISBAHUS SURUR
·        MUSLIMIN
·        ANWAR SODIQ

Dosen Pengampu :
M. AKNAN,S.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SHIDDIQIYAH
TAHUN AKADEMIK 2015
JL. Lintas Timur Desa Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI
Sum-sel 30657
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang ” Manajer Sebagai Pembuat Keputusan“ . Dan dengan perkenaan dari-Nya lah kami sanggup menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas Manajemen. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Dosen M. AKNAN,S.Pd yang telah membantu dan membimbing serta memberi arahan kepada penulis.
Tujuan dari manajemen pada dasarnya adalah bagaimana me-manage sebuah organisasi sehingga dapat menyelesaikan masalahnya, mengerahkan sumber daya yang dimilikinya, dan mencapai tujuan-tujuannya secara efektif dan efisien.
Alhamdulillah, tiada kata yang cukup untuk mengungkapkan rasa syukur selain Puja dan Puji bagi Allah Swt Sang Peguasa Hati dan kehidupan hamba-hamba-Nya . Dengan perkenaan dari-Nya lah kami sanggup menyelesaikan makalah yang masih banyak mengalami kekurangan ini. Penulis sangat menyadari keterbatasan sebagai manusia yang tentunya berpengaruh pada hasil karya ini. Dengan kesadaran itulah penulis mengajak semua pihak untuk beramar Makruf Nahi Munkar dengan memberikan kontribusi baik berupa saran, kritik maupun masukan demi penyempurnaan makalah ini agar bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan meridhai hasil karya ini.
Amin ya Robbil alamin.
Lempuing Jaya,   Maret 2015
                                                                           PENULIS



DAFTAR ISI

Halaman Depan.............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manajer............................................................................................. 2
2.2 Pengambil / Pembuat Keputusan...................................................... 4
2.3 Macam-Macam Keputusan............................................................... 7

2.4 Basis Pengambilan Keputusan ......................................................... 9

2.5 Tehnik-Tehnik Pengambilan Keputusan .......................................... 10

2.6 Beberapa Model Pengambilan Keputusan........................................ 13
2.7 Proses Pengambilan Keputusan........................................................ 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN
1.1         LATAR BELAKANG

Manajer kerap dianggap sebagai pengambil keputusan. Meskipun keputusan yang dibuat kebanyakan bersifat strategis akan tetapi para manajer juga membuat keputusan mengenai berbagai aspek lain dalam organisasi, termasuk didalamnya struktur, system pengendalian, respon terhadap lingkungan, dan sumberdaya manusia. Para manajer mengawasi masalah yang muncul, membuat keputusan  dalam memecahkannya, dan mengawasi konsekuensi yang terjadi untuk melihat apakah diperlukan keputusan tambahan. Pembuat keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik, karena keputusan-keputusan menentukan bagaimana cara suatu organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumberdaya, dan meraih sasaran.
Mengambil keputusan bukanlah hal yang mudah. Hal itu harus dilakukan di tengah berbagai factor-faktor yang terus menerus berubah, ketidakjelasan informasi, dan aneka pandangan yang saling bertentangan.
Makalah ini mengungkap proses keputusan yang mendasari perencanaan strategis. Rencana dan strategi mengambil tempat melalui pembuatan keputusan; semakin baik pengambilan keputusan, semakin baik perencanaan strategis.

1.2         RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan Manajer?
2.      Apa yang dimaksud dengan  Pengambil / Pembuat Keputusan?
3.      Sebutkan Macam-Macam Keputusan?
4.      Bagaimana Basis Pengambilan Keputusan ?
5.      Bagaimana Tehnik-Tehnik Pengambilan Keputusan ?
6.      Sebutkan Beberapa Model Pengambilan Keputusan?
7.      Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1     MANAJER
          2.1.1 Pengertian Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Menurut beberapa ahli pengertian manajer adalah:
1.                Sabardi (1992) Manajer adalah orang yang berkewajiban mengatur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain.
2.                Griffin (2004) Manajer adalah  seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah melaksanakan proses manajemen dalam suatu organisasi.
3.                Robert Tanembaum (2012) Manajer adalah seseorang yang mengarahkan orang lain dan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Manajer  adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang bertanggungjawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.1.2   Tingkatan manajer
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
1.      Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
2.      Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

Jika kita bedakan kembali manajer menurut untuk mana mereka bertanggung jawab, menurut T. Hani Handoko (1997:17), yaitu manajer umum dan manajer fungsional.
1.        Manajer umum mempunyai tugas mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab atas satuan kerja keseluruhan atau divisi operasi yang mencakup semua atau beberapa kegiatan-kegiatan fungsional satuan kerja (T. Hani Handoko (1997:20)).
2.        Manajer fungsional mempunyai tanggungjawab hanya atas satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, keuangan, kepegawaian (personalia) atau akuntansi. (T. Hani Handoko (1997:29)).

Sedangkan Manajer menurut bidang, antara lain:
1.      Manajer Pemasaran , adalah orang yang bertugas merancang suatu sistem kegiatan bisnis untuk menentukan harga, promosi dan pendistribusian barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
2.       Manajer Administrasi adalah orang yang bertugas pengkoordinasi dan membantu operasional organisasi serta mengelola suatu proyek/acara organisasi guna menjamin audit dan dokumentasi pekerjaan tersimpan dengan baik sesuai prosedur. Ia harus dapat bekerja mandiri, termotivasi, proaktif dan dapat menjaga komunikasi dengan organisasi.
3.      Manajer Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan juga bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada suatu perusahaan.
4.      Manajer Operasional adalah orang yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
5.      Manajer Sumber Daya Manusia adalah orang yang bertugas untuk mendesain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.


2.2     PENGAMBIL / PEMBUAT KEPUTUSAN
          2.2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambil keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas-aktivitas, sehingga proses manajemen dapat terlaksana. Keputusan akan menimbulkan aktivitas dan atau mengakhiri aktivitas.
Kenapa pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen?
1.             Keputusan merupakan permulaan dari semua kegiatan manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual, kelompok maupun secara institusional. Jadi, barang siapa yang menghendaki adanya kegiatan (aktivitas) tertentu, ia harus mampu dan berani mengambil keputusan yang berhubungan dengan hal itu setepat-tepatnya.
2.             Keputusan ditujukan untuk masa yang akan datang, efek (hasil)-nya akan berlangsung atau berguna pada hari-hari yang akan dating, sementara hari yang akan dating itu tidak menetu serta penuh dengan beraneka macam risiko.
3.             Keputusan akan menciptakan masalah (aktivitas), tetapi keputusan juga akan menyelesaikan masalah.

Berikut adalah definisi-definisi pengambilan keputusan menurut para ahli.
1.               G.R. Terry : Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai “pemilihan alternative kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
2.                Harold Koontz dan Cyril O’Donnel : Pengambilan keputusan adalah pemilihan di antara alternative-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
3.               Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan : Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aaktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.
4.               Chester I. Barnard : Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa “pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menetapkan suatu keputusan yang terbaik, logis rasional, dan ideal berdasarkan fakta, data, dan informasi dari sejumlah alternative untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan risiko terkecil, efektif, dan efisien untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang”. 



2.2.2 Jenis Keputusan
Manajer harus membuat berbagai jenis keputusan yang berbeda. Secara ringkas, keputusan oleh manajemen dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu :
1.       Keputusan Tidak Terstruktur (non programmed decision) Keputusan tidak terstruktur sifatnya dalah tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan oleh manajemen tingkat atas (top manajer).
2.       Keputusan Setengah Terstruktur (semi programmed decision) Keputusan setengah terstruktur adalah keputusan yang dapat diprogram. Keputusan tersebut masih membutuhkan pertimbangan - pertimbangan dari si pengambil keputusan. Keputusan seperti ini sering bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan secara analisis yang inti.
3.       Keputusan Terstruktur (programmed decision)
Keputusan-keputusan yang dapat deprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan, atau prosedur. Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi memiliki kebijakan-kebijakan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternative-alternatif.

2.2.3 Kondisi Pengambilan Keputusan
Seperti terdapat jenis keputusan yang berbeda-beda, terdapat pula kondisi yang berbeda  dimana keputusan harus dibuat. Situasi yang muncul bagi pengambilan keputusan adalah kepastian, risiko, ketidakpastian dan ambigiutas
1.             Kepastian (certainty) berarti seluruh informasi yang dibutuhkan pengambil keputusan tersedia secara lengkap.
2.             Risiko (risk) yaitu keputusan yang memiliki sasaran yang jelas dan didasarkan pada informasi yang baik, tetapi konsekuensi-konsekuensi masa depan dari masing-masing alternative keputusan tidak pasti.
3.             Ketidakpastian (uncertainty) yaitu para manajer mengetahui sasaran yang ingin dicapai, tetapi informasi mengenai berbagai alternative dan kejadian-kejadian di masa depan tidak lengkap.
4.             Ambiguitas yaitu sasaran yang harus diraih atau masalah yang harus dipecahkan tidak jelas, alternative sulit ditemukan, dan informasi mengenai hasil yang ingin di capai tidak tersedia.

2.3     MACAM-MACAM KEPUTUSAN

a.               Keputusan Auto Generated
Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperthatikan., mepertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini kurang baik, sebab resikonya tinggi.
b.               Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific managemen atau managemen ilmiah, sehingga keputusan itu logisk, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil; cuma proses pengambilan keputusan lebih lambat.

Pengambilan keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara “individual decision maupun group decision” yang mempunyai kewenangan untuk memutuskannya.
Individual decision, keputusan “hanya” ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskannya.
a.             Kebaikannya:
1.      Keputusan dapat diambil secara cepat
2.      Penanggungjawab keputusan itu jelas
3.      Biaya pengambilan keputusan relative kecil
4.      Kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan
b.             Keburukannya :
1.      Keputusan itu kurang baik, sebab kemampuan decision maker terbatas
2.      Prestise manajer akan berkurang, jika keputusannya ternyata salah
3.      Realisasi keputusan mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya
4.      Pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang terjamin
Group decision, keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.
a.             Kebaikannya:
1.      Keputusan rewlatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari beberapa orang
2.      Kecenderungan untuk bertibdak otoriter dapat dihindarkan
3.      Kerjasama relative akan dapat ditingkatkan diantara sesama anggota grup
4.      Resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
5.      Pembinaan para annggota grup akan lebih baik
b.             Keburukannya:
1.      Pengambilan keputusan relative lama, bahkan sering bertele-tele
2.      Biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
3.      Penanggungjawab keputusan kurang jelas
4.      Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara
Group decision ini hanya dapat ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan presidium saja, dimana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya dalam MPR, DPR, dan Koperasi.

 

2.4     BASIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Basis pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas:
a.             Keyakinan : manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut.
b.             Intuisim ; manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruih, preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan secara intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja.
c.             Fakta-Fakta : Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Dalam hal ini manajer jangan menjadi robot analisis data informasi, dan fakta yang komplet. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relative baik, logis, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
d.            Pengalaman : manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”
e.             Kekuasaan : decision maker dalam pengambilan keputusan (decision maker) harus berpedoman atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan autority merupakan dasar hukum untuk bertindak dfan berbuat sesuatu.

2.5     TEHNIK-TEHNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan tehnik-tehnik :
1)            operation riset; yaitu dengan menggunakan metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis) dalam analisis dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah usaha inventarisasi.
2)            Linear programming; yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga factor analysis.
3)            Gaming war games; yaitu dengan teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4)            Probability; yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5)            Ranking and statistical weighting; yaitu dengan cara :
(a)           melokalisasi berbagai factor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir.
(b)          menimbang factor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternative.



Scientific management adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan berdasarkan scientific management menurut pendapat :
Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
1.       Decision maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah (problem) yang akan diputuskan dengan merumuskan dan menganalisisnya secara cermat.
2.       Mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diputuskan.
3.       Mengevaluasi dan menganalisis data, informasi, dan fakta yang telah dikumpulkan.
4.       Menetapkan sejumlah alternative keputusan yang akan diambil.
5.       Mengembangkan dan mengimplementasikan alternative pilihan yang ada.
6.       Memilih keputusan yang terbaik dari alternative-alternatif itu.
7.       Menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efesien.
8.       Keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan mengikat bagi semua karyawan.

G. R. Terry
1.        Merumuskan problem yang bersangkutan
2.        Menganalisis problem tersebut.
3.        Menetapkan sejumlah alternative.
4.        Mengevaluasi masing-masing alternative.
5.        Memilih alternative yang akan menjadio keputusan dan yang akan dilaksanakan.

Peter F. Drucker
1.        Menetapkan masalah.
2.        Menganalisis masalah.
3.        Mengembangkan alternative-alternatif pilihan.
4.        Mengambil keputusan yang tepat.
5.        Mengambil keputusan menjadi tindakan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relative kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi resiko, dan resiko ini menjadi tanggung jawab decision maker.

Aspek-aspek pengambilan keputusan, yaitu :
1)            Pribadi dan kepribadian decision maker
2)            Sifat masalah yang dihadapi.
3)            Pandangan dan kecakapan factual decision maker terhadap masalah yang dihadapi.
4)            Kondisi institusional (lembaga) bersangkutan.
5)            Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.

Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1)            Harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
2)            Setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan
3)            Suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak
4)            Hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik
5)            Pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke dalam physical action
6)            Pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu,dana,data informasi dan fakta yang cukup
7)            Membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman, dan imajinasi
8)            Pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas
9)            Setiap keputusan harus dilaksanakan


2.6     BEBERAPA MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
2.6.1 Model klasik
Model klasik (classical model) yaitu model pengambilan keputusan yang didasarkan pada asumsi bahwa manajer sebaiknya membuat keputusan yang logis, yang selaras dengan kepentingan ekonomis organisasi.

2.6.2 Model Administrative
Model administrative ( administrative model ) yaitu model pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana manajer membuat keputusan secara nyata, dalam situasi yang bercirikan keputusan tidak berprogram, ketidak pastian, dan ambiguitas.
2.6.3 Model Politis
Model politis yaitu model pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan tidak terprogram ketika kondisi berada dalam ketidakpastian, informasi terbatas, dan sedikit persetujuan antar manajer mengenai sasaran apa yang harus diikuti atau tindakan apa yang harus diambil.


2.7     PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
          Enam langkah dalam proses pengambilan keputusan yaitu:
1.             Pengakuan terhadap persyaratan keputusan
2.             Diagnosis dan analisis penyebab
3.             Pengembangan Alternatif
4.             Pemilihan alternative yang diharapkan
5.             Implementasi alternative yang dipilih
6.             Evaluasi dan umpan balik



BAB III
PENUTUP
3.1     KESIMPULAN
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Manajer dibagi kedalam beberapa tingkatan sesuai dengan fungsi dan perannya terhadap perusahaan atau lembaga.
Peran dan Fungsi manajer sangat berpengaruh dalam berjalannya suatu system dalam perusahaan atau lembaga.
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindakadalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

3.2     SARAN
Setiap masalah dan peluang yang ada harus memiliki solusinya. Manajer harus lebih teliti dalam memilih tipe keputusan, macam-macam pendekatan pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan sebaiknya melibatkan enam langkah dasar agar manajer berhasil mengambil keputusan dengan baik.
Selain tiu kami bengharapakan agar :
1.      makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
2.      kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki segala kekurangan dalam penulisan makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Griffin , Ricky W , 2004. MANAJEMEN , Edisi 7 , Jilid 1, terj.Gina Gania. Jakarta: Erlangga.
Herujito , Yayat M , 2001. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.
E.S. Margianti, Suryadi HS. 1994. “Sistem Informasi Manajemen “. Jakarta: Gunadarma
Siswanto, HB.Dr. 2007. Pengantar manajemen¸ Jakarta : Bumi Aksara

Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2010. Manajemen, 10th Edition. Jakarta: Erlangga
Wren, Daniel dan Arthur Bedeian. 2009. The Evolution of Management Thought. Jakarta: Pustaka Belajar

0 komentar: